Peran Linmas Dalam Penanggulangan Bencana Dibutuhkan Masyarakat

Print Friendly and PDF

Dosen Unisri Surakarta Joko Pramono menjelaskan tugas satuan Linmas dalam membantu penanggulangan bencana di Solo.

Peran Linmas  Dalam Penanggulangan Bencana Dibutuhkan Masyarakat

Solo-majalahlarise.com-Kehadiran personel satuan perlindungan masyarakat (Linmas) sangat dibutuhkan pada musim hujan seperti sekarang ini, terutama di daerah rawan bencana. Selama ini, Linmas (dulu namanya Hansip) hanya dipersepsikan sebagai personil yang dibutuhkan pada saat orang punya hajat, maupun kantor kelurahan/desa atau pemerintah punya kerja, misalnya Pilkades, Pilbup, atau Pemilu.

Padahal dalam Permendagri Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penyelengaraan Perlindungan Masyarakat, disebutkan bahwa tugas satuan Linmas adalah membantu dalam penanggulangan bencana, selain membantu keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat. Mereka terbagi dalam regu kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini, regu penyelamatan dan evakuasi, serta regu dapur umum. Di daerah, tugas penanggulangan bencana biasanya melekat pada badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), SAR (search and rescue), palang merah Indonesia (PMI), masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.

"Linmas juga memiliki tugas membantu dalam penanggulangan bencana meliputi pengurangan resiko/mitigasi, evakuasi, dan rehabilitasi," kata Joko Pramono, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Slamet Riyadi Solo, Rabu (13/11/2019).

Peran Linmas dalam mitigasi bencana, kata dia, mulai dari pra yang bersifat preventif atau pencegahan, kemudian tanggap darurat atau penanganan, sampai pasca bencana dalam pengkondisian. Dalam perannya yang bersifat preventif, Linmas melakukan pendeteksian dini titik-titik rawan bencana. Deteksi titik rawan dilaksanakan melalui patroli keliling. Apabila terjadi potensi bencana, segera diinformasi pada masyarakat.

Ketika bencana terjadi, kata Joko, peran Linmas membunyikan tanda peringatan. Untuk penyelamatan jiwa manusia sebagai prioritas disesuaikan dengan kemampuan peralatan dan sumber daya manusia. Sedang pada fase pasca bencana Linmas ikut melakukan rehabilitasi dan rekontruksi yang di koordinir dalam kewilayahan guna mempertahankan situasi yang telah terkondisikan.

"Linmas sebagai unsur terdekat dari masyarakat dalam melaksanakan fungsi mitigasi kebencaan perlu mendapat dukungan dari stake holders yang terlibat dalam penangganan bencana," kata Joko yang tengah menempuh studi doktoral di Universitas Diponegoro Semarang.

Berangkat dari situ, Joko yang juga ketua Lembaga Penjamin Mutu (LPM) Unisri itu mencoba mengembangkan "Model Pengelolaan Satuan Perlindungan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya Pencegahan Dan Kesiapsiagaan Bencana” dalam skema tiset terapan. Riset yang didanai Kemenristek Dikti itu dilakukan di tiga daerah, yakni Medan, Bandung, dan Solo (Surakarta). Untuk ujicoba model dilaksanakan pada Satuan Perlindungan Masyarakat Kota Surakarta.

"Kami mencoba mengintegrasikan fungsi Linmas, BPBD, SAR, PMI, perguruan tinggi, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya sehingga dapat melaksakan fungsi mitigasi kebencanaan dengan optimal. Mulai dari deteksi dini, penangganan bencana dan pasca bencana sehingga dapat mengurangi dampak bencana alam," kata Joko yang menjadi ketua tim riset. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top