PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH

Print Friendly and PDF

PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH

Oleh: Bekti Tri Rahmadi, S.Pd

Guru SD Negeri 3 Manyaran, Wonogiri Jawa Tengah

Bekti Tri Rahmadi, S.Pd


       Pendidikan adalah upaya untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dengan baik dalam masyarakatnya, mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidupnya sendiri, serta berkontribusi secara bermakna dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas masyarakat dan bangsanya (Nanang, 2000: 1). Sementara itu, ada indikasi yang menunjukkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih belum meningkat secara signifikan

       Dari dalam negeri diketahui bahwa NEM SD (Nilai Ebtanas Murni Sekolah Dasar) sampai sekolah menengah relatif rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Dari dunia usaha juga muncul keluhan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik. Ketidakpuasan berjenjang juga terjadi, lulusan SD kurang baik untuk mengikuti pembelajaran di Sekolah Menengah, dan kalangan perguruan tinggi merasa bekal lulusan sekolah menengah belum cukup untuk mengikuti perkuliahan (Depdiknas, 2001: 1).

       Tilaar mengemukakan bahwa pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok yang berkaitan kuantitas dan kualitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme dan manajemen. Lebih lanjut dikatakan bahwa setidaknya ada enam masalah pokok dalam sistem pendidikan nasional. (1) menurunnya akhlak dan moral peserta didik (2) pemerataan kesempatan belajar (3) masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan, (4) status kelembagaan, (5) manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional, (6) sumber daya yang belum profesional. (Tilaar, 1994: 16). Menghadapi hal tersebut, perlu dilakukan pemerataan terhadap sistem pendidikan secara kaffah (menyeluruh), terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Secara idel (teoritis) perubahan kurikulum dimungkinkan terjadi setelah dilaksanakan selama sepuluh tahun, itupun harus didasari oleh hasil pengkajian dan penilaian secara mendalam. Di samping itu, kurikulum harus dinamis dan adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang terus berkembang. Dinamis berarti terus berkembang menuju arah yang lebih baik dan menjawab tantangan zaman, adaptif berarti mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan serta diperlukan oleh masyarakat. Tampaknya pihak Depdiknas menilai bahwa kurikulum 1994 sudah ketinggalan zaman (out of date) yang sudah tidak mampu lagi menjawab tantangan dunia yang semakin kompetitif, tidak mampu lagi menjawab kebutuhan masyarakat (Kwartolo, 2002: 79). Selain itu kurikulum 1994 masih menggunakan pendekatan penguasaan materi, sarat materi (over loaded) dan isinya tumpang tindih (over lapping). Kurikulum ini masih cenderung berorientasi hanya pada kognisi. Dalam hal ini masih mengorientasikan pengajarannya pada pendidikan akademis yakni mendidik anak-anak menjadi cerdas dan pandai menghafal rumus-rumus.

      Sedangkan pengertian kurikulum secara luas, kurikulum merupakan segala kegiatan yang dirancang oleh lembaga pendidikan untuk disajikan kepada peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan (institusional, kurikuler, dan intruksional). Bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Dalam pengertian itu, sesungguhnya pengembangan kurikulum adalah proses siklus, yang tidak pernah berakhir.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top