MINAT BELAJAR BAHASA JAWA DI SMK Dr. SUTOMO

Print Friendly and PDF

MINAT BELAJAR BAHASA JAWA DI SMK Dr. SUTOMO 

Oleh : Achmad Gatot Musyafa’ Mamluatul Sukron

Guru Bahasa Jawa SMK Dr. Sutomo Temanggung Jawa Tengah

Achmad Gatot Musyafa’ Mamluatul Sukron


Bangsa yang maju menjadikan salah satu bukti dari pada keberhasilan pendidikan di negara tersebut, terutama pendidikan di Indonesia maka mau tidak mau kita berkata tentang kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang diselenggarakan memang untuk menyusun kecerdasan suatu bangsa. Namun tahukah anda pengertian secara umum tentang pendidikan? Pengertian secara umum adalah usaha-usaha yang dilakukan secara sadar serta terencana demi mewujudkan keadaan belajar serta sistem evaluasi untuk anak dana tau peserta didik dengan aktif menumbuhkan kemampuan yang ada pada diri seseorang demi menumbuhkan pengetahuan spiritual, secara pengendalian diri, potensi kecerdasan, nilai-nilai kepribadian, akhlak serta keteampilan. 

Berdasar pada Undang-Undang tahun 2003 no 20 Bab VI pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa di Indonesia memiliki tiga jalur pendidikan yakni pendidikan formal, non formal, dan informal dimana ketiganya berfungsi saling melengkapi satu sama lain. Salah satu contoh pada SMK atau Sekolah Menengah Kejuaruan, Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidangnya masing-masing. Pendidikan kejuruan dibangun dengan tujuan untuk membentuk tenaga kerja yang terampil, kompetitif dan berkompetensi sejak dini. Sehingga peserta didik lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sudah siap bekerja sesuai bidangnya. Namun dunia pendidikan saat ini masih sangat butuh perhatian, di tambah dengan adanya pandemi saat ini membuat semua terbatas dalam semua hal, salah satunya pendidikan di SMK Dr. Sutomo ini siswa pada dasarnya rindu dengan kedaan normal setelah satu tahun lebih mereka tidak bisa bersekolah atau dilakukan daring atau online, tidak  banyak juga orang tua yang mengeluh karena keadaan ini adapun faktor-faktornya masalah biaya, kebanyakan anak-anak yang bersekolah adalah menengah kebawah. Walaupun sudah dimulai PTM (pertemuan tatap muka) masih banyak siswa yang tidak masuk sekolah karena beberapa faktor yaitu lamanya anak-anak tidak masuk sekolah membuat anak-anak malas akan kegiatan yang biasa dilakukan atau rutinitas yang dahulu mereka kerjakan seperti kebiasaan bangun pagi dan tidak semua sekolah mampu melakukan daring tatap muka memalui elektronik seperti leptop dan hp, masa pandemi perekonomian menurun bahkan mungkin ada dari mereka yang terkena dampaknya seperti pengurangan pegawai (orang tua siswa) dan mengahruskan mereka membantu bekerja. 

       Dari banyak sisi kita bisa melihat kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan dan masih banyak sekali yang harus diperhatikan dalam dunia pendidikan. Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran Bahasa Jawa masih banyak yang harus di benahi, mengingat Bahasa Jawa sekarang sering dianggap kuno mereka lebih menyukai belajar Bahasa Asing dari pada Bahasa Jawa sebagai Bahasa ibu. Mayoritas siswa berbicara sering menggunakan Bahasa Indonesia dari pada menggunakan Bahasa Jawa dalam komunikasi, baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Terlebih dengan pesatnya perekembangan teknologi di era globalisasi saat ini Bahasa Jawa terancam punah karena ditiggalkan penuturnya. Dari tealistis tersebut dikhawatirkan Bahasa dan unggah-ungguh jawa akan hilang dari peredaran masyarakat di jawa yang akan berakibat pada perubahan perilaku masyarakat dalam bertindak dan berbahasa.

        Jika siswa berminat pada sesuatu untuk dipelajari, maka akan antusias. Siswa akan berusaha lebih kuat dan giat untuk belajar sesuatu yang diminatinya. Perlu adanya sikap kita memancing siswa agar minat dengan apa yang kita berikan agar siswa mau belajar sesuai dengan keinginannya bukan dari paksaan kita. Minat mengarahkan pada perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan kuat bagi perbuatan tersebut. Dalam diri manusia memiliki dorongan-dorongan atau motif-motif. Motif dikenal pula dengan motivasi. 

       Minat adalah perasaan menyukai dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Besar kecilnya minat sangat tergantung pada penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang ada di luar dirinya. Dalam kegiatan di sekolah, belajar merupakan kegiatan pokok yang dilakukan. Dapat dikatakan bahwa berhasil atau tidaknya pembelajaran itu dilihat pada dapat atau tidak tercapainya tujuan pendidikan yang banyak bergantung pada proses belajar. 

       Metode memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan suatu strategi pembelajaran dipegang kuat oleh metode yang digunakan guru saat mengajar. Siswa akan dapat memahami atau tidak juga sedikit banyak tergantung metode yang digunakan guru. Metode pembelajaran ada banyak, diantaranya: metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi kelompok besar maupun kelompok kecil, metode simulasi, metode BCM bermain, cerita, menyanyi, dan masih banyak lagi. Metode yang harus digunakan guru ialah metode yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa minat untuk mempelajari sesuatu.

       Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.   



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top