Dosen Desain Interior ISI Surakarta Paparkan Sosialisasi Kurikulum Merdeka di SD Negeri 2 Sedayu, Jumantono, Karanganyar

Print Friendly and PDF

Sosialisasi kurikulum merdeka oleh Dosen Desain Interior ISI Surakarta secara daring.

Dosen Desain Interior ISI Surakarta Paparkan Sosialisasi Kurikulum Merdeka di SD Negeri 2 Sedayu, Jumantono, Karanganyar

Solo- majalahlarise.com -Jelang akhir selesainya Kampus Mengajar Angkatan 3 di SD N 2 Sedayu, Jumantono, Karanganyar diselenggarakan Sosialisasi Kurikulum bahwasanya dengan narasumber Dr. Dra. Sunarmi selaku DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) yang juga sebagai dosen dari Program Studi Desain Interior, FSRD Institut Seni Indonesia Surakarta. 

Dengan format daring untuk pemateri, sedangkan peserta melihat dari layar LCD monitor di ruang kelas yang dihadiri oleh Kepala Sekolah dan seluruh guru serta semua mahasiswa Kampus Mengajar di SD N 2 Sedayu, Jumantono, Karanganyar. Acara yang dipandu Ayu Vetrisya selaku anggota mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan III ini diselenggarakan dalam rangka melaksanakan tugas  Program Kampus Mengajar yang salah satunya wajib sosialisasikan Kurikulum Merdeka oleh mahasiswa. 

Sunarmi dalam rilisnya menyampaikan kegiatan ini diselenggarakan pada Sabtu, 22 Mei 2022 secara rinci bahwa Kurikulum Merdeka SD yang meliputi tujuan dan fungsi Kurikulum Merdeka, Garis Besar Perbedaan dan Persamaan Kurikulum Merdeka  dengan Kurikulum 13, serta fitur-fitur perangkat yang sudah disiapkan berupa aplikasi oleh Kemendikbudristek. 

Baca juga: Fakultas Ekonomi Univet Bantara Sukoharjo Gelar Career Management Program Untuk Mendukung Daya Saing Mahasiswa di Era Digital 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Kurikulum Merdeka merupakan  satuan dari Pendidikan Merdeka yang diharapkan dapat mempersiapkan Profil Pelajar Pancasila. Goal dari Pendidikan merdeka adalah Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari beberapa dimensi; 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. 

Pada jenjang SD, perubahan kebijakan antara lain digabungnya muatan pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS dengan alasan bahwa anak usia SD cenderung melihat segala sesuatu secara utuh dan terpadu. Selain itu, mereka masih dalam tahap berpikir konkret/sederhana, holistik, dan komprehensif, namun tidak detail.

Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah/ sekolah dasar luar biasa/ paket A/ bentuk lain yang sederajat lebih menekankan kepada pembentukan karakter perserta didik, membekali pengetahuan dan keterampilan, menanamkan sikap mendasar yang diperlukan untuk hidup di lingkungan keluarga, lingkungan bermain, dan lingkungan terdekat, serta mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. 

Pada kesempatan tersebut Sunarmi juga mengajak guru dan mahasiswa peserta webinar untuk elaborasi dimensi profil kaitannya dengan kompetensi. Kurikulum Merdeka SD sudah mengarah pada penguatan penanaman konsep. Kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif selalu menjadi target kemampuan yang harus ada pada setiap tema.  

Webinar berlangsung lancar karena pola webinar menerapkan pola simulasi dengan tema Kurikulum Merdeka menyandingkan dengan materi Kurikulum 13, sehingga tanpa disadari peserta memahami karakteristik perbedaan dan persamaannya, didukung sesi tanya jawab mengalir seiring dengan materi yang disampaikan oleh pemateri. (Sofyan)


Baca juga: Peringati Hari Lahir Pancasila Kolaborasi Komunikotavisual dan Mahasiswa DKV ISI Surakarta Lewat Doodle Art


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top