PENERAPAN BANK SAMPAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH MERUPAKAN SOLUSI EFEKTIF MASALAH SAMPAH SMP NEGERI 2 SLOGOHIMO

Print Friendly and PDF

PENERAPAN BANK SAMPAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH MERUPAKAN SOLUSI EFEKTIF MASALAH SAMPAH SMP NEGERI 2 SLOGOHIMO 

Oleh : Sih Puji Widyani, SP.

Guru Prakarya SMP Negeri 2 Slogohimo, Wonogiri Jawa Tengah

Sih Puji Widyani, SP.


       Kebersihan “Pangkal Kesehatan”. Kata-kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Kebersihan lingkungan sekolah sering dikaitkan dengan sampah, karena indikator bersih atau tidaknya suatu lingkungan tergantung dari bagaimana pengelolaan sampah di lingkungan tersebut. Pembuangan sampah yang tidak terkelola dengan baik sering menjadi penyebab lingkungan tidak bersih. Hampir di setiap sekolah dari berbagai jenjang  salah satunya di SMP N 2 Slogohimo,  seringkali terjadi permasalahan tentang kebersihan lingkungan yang disebabkan perilaku siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Meskipun berbagai aturan sudah dibuat dan tempat-tempat sampah sudah disediakan, kebiasaan “dimana mereka makan / minum disana juga sampahnya dibuang”seolah sudah menjadi budaya.

        Sampah merupakan bagian dari masalah lingkungan yang seolah tidak berujung, hal ini  dikarenakan pertambahan volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk mengurangi sampah masih terbatas (Soemarwoto, 2001). Di tengah kepadatan aktivitas manusia, pengelolaan sampah masih menjadi permasalahan serius yang belum bisa tertangani dengan tuntas. Hal ini dikarenakan rata-rata tiap orang per hari dapat menghasilkan sampah 1-2 kg dan akan terus bertambah sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat. Sampah yang tidak mendapat penanganan serius bisa mengakibatkan pencemaran, baik polusi udara, polusi air, maupun polusi tanah (Hadisuwito, 2007).

       Produksi sampah di lingkungan sekolah merupakan keniscayaan yang tidak mungkin dihindari. Sampah sekolah bukan hanya berasal dari bekas bungkus jajanan siswa tetapi juga berasal dari sisa aktivitas kegatan sekolah misalnya kertas. 

       Masalah sampah yang lebih banyak disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan kepedulian  siswa akan dampak negatif sampah, memunculkan gagasan bagaimana upaya yang efektif untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian akan sampah tersebut.  

       Dari berbagai pengamatan dan kajian literasi, penulis berpendapat bahwa untuk mengatasi masalah sampah di lingkungan sekolah, pengadaan bank sampah adalah solusi pengelolaan yang tepat untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih serta mewujudkan kemandirian dalam menegakkan budaya membuang sampah pada tempatnya. Pengadaan bank sampah menjadi stimulan yang tepat untuk menggugah kesadaran warga sekolah agar tidak membuang sampah sembarangan.

  Mekanisme penerapan bank sampah sekolah bisa dilakukan dengan sistem yang sederhana. Prinsip pelaksanaannya adalah pengumpulan sampah, pemilahan sampah menjadi 3  kelompok yaitu sampah organik, anorganik dan sampah B3 yang dilakukan oleh siswa. Sampah yang terkumpul akan disetorkan ke bank sampah untuk bisa ditukarkan dengan nilai nominal yang dicatat dalam buku tabungan bank sampah. Saldo rekening buku tabungan akan semakin bertambah seiring dengan semakin banyaknya sampah yang disetorkan. Siswa sebagai nasabah boleh melakukan tarik tunai dalam jangka waktu tertentu. Pihak pengelola bank sampah sekolah yang digawangi oleh guru, karyawan dan petugasnya dari siswa, menjadi penampung sampah sementara untuk kemudian menjualnya kepada pengumpul sampah. Sampah organik menjadi bahan kompos yang diolah dalam program proyek sekolah, yang dimanfaatkan dalam program penghijauan sekolah. 

  Sistem reward berupa nominal rupiah untuk sampah yang dikumpulkan siswa, tidak dapat dipungkiri akan menarik bagi siswa karena sebagian besar siswa mendapatkan uang saku yang terbatas dari orang tua mereka, sehingga uang yang diperoleh dari bank sampah menjadi uang tambahan untuk jajan dan mungkin kebutuhan yang lain. Dengan demikian penerapan bank sampah ini akan lebih efektif untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian siswa akan sampah pada akhirnya nanti.

  Manfaat lain dari penerapan bank sampah sekolah adalah tumbuhnya jiwa kemandirian, kerja keras dan kepedulian lingkungan. Manfaat ekonomi juga diperoleh karena ada benefit yang dihasilkan. Selain itu secara tidak langsung siswa berperan serta dalam menjaga bumi dari pencemaran lingkungan.

  Keberhasilan program Bank Sampah Sekolah sangat ditentukan oleh dukungan dan kerjasama dari seluruh warga sekolah baik Kepala Sekolah, Guru, karyawan, siswa dan warga sekitar sekolah. Dengan suksesnya penerapan bank sampah sekolah diharapkan menjadi inspirasi bagi kelompok masyarakat yang lain, sehingga fungsi sekolah sebagai pusat ide kreatif dan inovatif dapat terwujud.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top