Tim Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Univet Bantara Laksanakan Penelitian Kompetitif Bidang Ilmu (PMKBI) Strategi Komunikasi Pemasaran Pedagang Jajanan Tradisional

Print Friendly and PDF

Tim Dosen saat observasi pembuatan jenang tradisional di UD TEGUH Banmati, Tawangsari Sukoharjo.

Tim Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Univet Bantara Laksanakan Penelitian Kompetitif Bidang Ilmu (PMKBI) Strategi Komunikasi Pemasaran Pedagang Jajanan Tradisional

Sukoharjo- majalahlarise.com -Tim Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISIP) Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo terdiri Henny Sri Kusumawati, S.Sos, M.I.Kom (Ketua),  Dr. Drs. Yoto Widodo, M.Si (Anggota), Dr. Dra. Betty Gama, M.Si (Anggota), Hariyanto, S.Sos.,M.I.Kom. (Anggota) melaksanakan Penelitian Kompetitif Bidang Ilmu (PMKBI) tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Pedagang Jajanan Tradisional di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Selama Masa Pandemi Covid -19. Penelitian ini mengambil lokasi di UD. TEGUH Jajanan tradisional, Banmati - Tawangsari. Jumat (25/3/2022).

Ketua Tim Penelitian, Henny Sri Kusumawati, S.Sos M.I.Kom saat ditemui majalahlarise.com menyampaikan penelitian ini dilatarbelakangi bisnis makanan tradisional merupakan salah satu bisnis yang memiliki potensi berkembang yang cukup besar. Pada dasarnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis mempunyai tujuan untuk bertahan hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Sudah banyak pelaku usaha yang mendapatkan untung dari usaha kuliner, namun tidak sedikit pula pelaku usaha kuliner yang gulung tikar, karena strategi komunikasi pemasaran yang digunakan kurang tepat dan kualitas pelayanan yang kurang optimal. 

Adanya situasi pandemi COVID-19 yang melanda masyarakat global membuat tantangan sekaligus beban ganda bagi pelaku usaha, terkhusus bagi pengusaha (pedagang) kecil. Para pelaku bisnis harus memikirkan strategi yang tepat dan efektif agar bisnis mereka tetap laku dipasaran bahkan berkembang lebih baik lagi, atau paling tidak agar tetap bisa bertahan. 

Keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam memenangkan persaingan ditentukan oleh penerapan srategi pemasaran yang tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen. Hubungan baik akan tercipta bila sebuah bisnis mampu memberikan kepuasan terhadap kebutuhan keinginan dan selera konsumen. 

Selain itu, kepuasan pelanggan juga merupakan sumber informasi yang efektif bagi manajemen dalam melakukan perbaikan terhadap layanannya. Salah satu cara yang dilakukan oleh sebuah bisnis kuliner untuk memberikan kepuasan bagi pelanggannya adalah dengan produk yang higenis, berkualitas, harga yang terjangkau, tempat yang strategis serta promosi yang menarik. 

Dalam suatu pemasaran banyak sekali bentuk dan macam-macam aneka ragam makanan dari yang kecil hingga yang besar dan dari yang murah hingga sampai mahal. Saat ini, banyak kalangan masyarakat yang sangat menggemari camilan. Dimana camilan tersebut bisa dibuat oleh-oleh maupun pelengkap makanan dan sebagai buah tangan.      

Jenis atau industri yang cukup menarik untuk dianalisis adalah perusahaan jenang jajanan tradisional yang berada di Desa Banmati Kecamatan Tawangsari.

"Dimana kegiatan yang dilakukan para pelaku bisnis jajanan tradisional tersebut memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Makanan ringan khas Sukoharjo tersebut memiliki cita rasa yang membuat banyak kalangan masyarakat kecanduan untuk membelinya. Bagaimana tidak, produk yang dihasilkan beranekaragam macam dan melegenda," terangnya.

Lebih lanjut dikatakan, dari hasil wawancara yang dilakukan tim peneliti dengan pengelola usaha jenang tradisional UD TEGUH Banmati, Haryanto bahwa usaha jenang yang dikelola saat ini merupakan usaha turun temurun dari bapaknya berdiri sejak tahun 1970 an. Dalam pembuatan jenang masih dilakukukan secara tradisional dengan takaran bahan masih sama dari dulu sampai sekarang tidak berubah. Sehingga kualitas produk tetap terjaga. 

"Strategi pemasaran online yaitu memanfaatkan Facebook tapi tidak begitu aktif pemesanan secara online atau Facebook tidak begitu merespon. Karena jarang pegang HP fokus bekerja. Ada juga pesan lewat WA kadang bikin status di WA atau ketika event dan kunjungan arti seperti Betran, Pong Harjatmo untuk syuting 3 station televisi," terangnya.

Lebih lanjut disampaikan, pemesanan dari pembeli banyak pada musim hajatan dari masyarakat sekitar lingkungan. Ada juga yang digunakan untuk oleh-oleh harga jual bervariasi ukuran kecil Rp. 7.000, ukuran sedang Rp.  15.000, ukuran besar Rp. 30.000 dan waktu lebaran harga naik.

Dalam sekali pembuatan jenang membutuhkan bahan gula merah 30 kilo kelapa 60 butir tepung beras 18 kg dan tepung ketan 3 kg.

"Ada sekitar 10 pengrajin jenang di lingkungan sekitar. Selama ini ada dukungan dari pemerintah berupa pelatihan kunjungan studi banding ke daerah atau kabupaten lain, promosi pemasaran, dari Dinas Pariwisata membuat video untuk pemasaran wisata kuliner," ujarnya. (Sofyan)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top