Pepes Teri Asah Motivasi Belajar Al Islam SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta

Print Friendly and PDF

Siswa kelas V saat mengikuti pembelajaran menerapkan metode "Pepes Teri" dalam pembelajaran Al Islam untuk materi "Masa Remaja Rasulullah".

Pepes Teri Asah Motivasi Belajar Al Islam SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta

Solo- majalahlarise.com -Pengelolaan pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran harus dirancang dari awal hingga akhir pembelajaran dan memberi dampak positif serta berpihak pada murid.

Banyak metode pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru dalam mengelola pembelajaran. Tentunya metode yang dipilih harus menyesuaikan dengan kompetensi dasar yang akan diajarkan. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Tati Kuraesin, guru Al Islam kelas V SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. Pada pembelajaran kali ini, ia memilih menerapkan metode "Pepes Teri" dalam pembelajaran Al Islam untuk materi "Masa Remaja Rasulullah," Rabu (30/3/2022).

Pepes Teri merupakan akronim dari "pesan pesawat berisi materi". Menurut Tati, metode Pepes Teri bisa meningkatkan motivasi belajar murid.

"Pembelajaran dengan melibatkan semua murid membuat kelas semakin hidup dan aktif," ujarnya.

Baca juga: PKPRI Solo Gelar Diklat dan Studi Banding Tingkatkan Kompetensi Anggota

Tati menyampaikan ada sepuluh langkah dalam menerapkan metode pembelajaran Pepes Teri. Langkah pertama, pembentukan kelompok dengan anggota 3 - 4 murid. Selanjutnya setiap kelompok menentukan pemimpin (leader) dan penulis (sekretaris).

“Langkah kedua, setiap kelompok diberikan dua lembar kertas HVS yang berfungsi untuk menulis soal dan kunci jawaban. Lembar kertas tersebut juga diberi nama kelompok dan anggotanya,“ tuturnya. 

Tati mengungkapkan untuk langkah ketiga, setiap kelompok menuliskan 5 - 6 soal materi masa remaja rasulullah dengan bimbingan guru dan menulis kunci jawaban pada lembar kertas terpisah. Durasi waktu pada langkah ketiga adalah 15 menit. 

Selanjutnya untuk langkah keempat, kertas yang berisi soal dilipat menjadi bentuk pesawat dengan bimbingan guru.

Langkah kelima, pesawat kertas tersebut diterbangkan di dalam kelas secara bersama-sama berdasarkan aba-aba dari guru. Setiap kelompok mewakilkan satu anggotanya untuk menerbangkan pesawat di depan kelas secara bersamaan dengan kelompok yang lain.

Keenam, salah satu siswa yang lain bertugas mencari atau menemukan pesawat yang bukan milik kelompoknya. Jika ada yang menemukan pesawat milik kelompoknya sendiri, maka bisa ditukarkan dengan kelompok lain. 

Langkah ketujuh, soal yang ada pada pesawat kertas didiskusikan bersama dan dikerjakan secara berkelompok. Jawabannya ditulis oleh sekretaris kelompok. 

“Untuk langkah kedelapan, hasil pengerjaan diberikan kepada kelompok pemilik pesawat, kemudian dicocokkan dengan kunci jawaban dan diberi nilai," ungkap Tati. 

Langkah kesembilan, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi.

Untuk langkah terakhir, murid bersama guru melakukan refleksi. Murid menuliskan pengalaman selama mengikuti pembelajaran pada kertas catatan tempel, kemudian ditempelkan pada lembaran kertas asturo yang dipasang di dinding kelas.

Menurut salah satu murid kelas V, Keenan Ahmad Karim, kegiatan pembelajaran Al Islam ini sangat seru dan menyenangkan.

“Saya merasa senang sekali bisa menyelesaikan tugas bersama kelompok. Pembelajaran sangat seru, dan Alhamdulillah kelompok saya meraih nilai tertinggi dan berhasil mendapatkan penghargaan,” pungkasnya. (Sofyan)


Baca juga: Dies Natalis ke-54 Univet Bantara, Sarana Intropeksi Diri Menuju Universitas Maju




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top