63 Mahasiswa dari Delapan Prodi FSRD ISI Surakarta Antusias Ikuti Workshop Artpreneurship

Print Friendly and PDF

Workshop Artpreneurship and Sustainable Development Workshop pada Kamis - Jumat, 17-18 Maret 2022 di Gedung Sungging Prabangkara FSRD ISI Surakarta.

63 Mahasiswa dari Delapan Prodi FSRD ISI Surakarta Antusias Ikuti Workshop Artpreneurship

Solo- majalahlarise.com -Sebagai pemateri di hari kedua, Ratri Kartika Sari, S.Pd., M.B.A., yang memiliki pengalaman belajar menciptakan dan mengelola bisnis seni sejak tahun 2010, dalam workshop kewirausahaan kali ini menitikberatkan materi perencanaan bisnis melalui analisis bisnis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) dan BMC (Business Model Canvas), sebagai follow up dari diskusi hari pertama. Luaran dari workshop hari kedua ini adalah mahasiswa (peserta workshop) mampu menganalisa ide bisnisnya dan menuangkannya menjadi sebuah konsep pemetaan strategi untuk memulai dan mengembangkan serta pemeliharaannya, dengan konsep BMC (Business Model Canvas). 

Sebanyak 63 (enam puluh tiga) mahasiswa dari 8 (delapan) program studi FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain) mengikuti Workshop Artpreneurship and Sustainable Development Workshop pada Kamis - Jumat, 17-18 Maret 2022 di Gedung Sungging Prabangkara FSRD ISI Surakarta. Acara ini berangkat dari program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk mendorong institusi sebagai pusat inkubasi kewirausahaan bagi mahasiswa. 

Artpreneurship and Business Sustainability Workshop” dipilih sebagai tajuk acara untuk menggali potensi-potensi kewirausahaan dari ide dan project yang digagas mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta. 

Sederet tips dan trik pun disampaikan oleh Ratri dalam paparannya, terutama dalam membangun, mengembangkan dan memelihara/ pengelolaan bisnis. Ia menekankan bahwa usaha harus diikuti dengan inovasi, supaya tidak stuck. 

Tantangan terbesar pengusaha adalah berani ambil resiko, berani rugi. Namun jika mampu menciptakan lapangan kerja baru, tandanya mampu memberikan manfaat bagi masyarakat. Ratri menambahkan, studi kelayakan bisnis (riset ide usaha) dipandang penting untuk dilakukan sebelum melangkah. Terkait hal ini, ia memberikan wawasan mengenai produk, marketing (target dan segmentasi), sumber daya manusia, organisasi, dan keuangan. 

Ratri menjelaskan aspek-aspek dalam BMC (Business Model Canvas) yang akan peserta pergunakan untuk menganalisis ide bisnis yang mereka rumuskan di hari pertama workshop, yang meliputi: customer relationship, customer segments (segmen pasar), channels (saluran), revenue streams (sumber pendapatan), value propositions (proporsi nilai), key partners (relasi kunci), key activities (aktivitas kunci), key resources (kunci sumber daya), dan cost structure (struktur biaya).  

Menurut Ratri bahwa kelebihan pengusaha muda adalah pada product development, karena mereka punya ide dan skill untuk menciptakan. Namun, kelemahan mereka adalah pada marketing/pemasaran, strategi bagaimana caranya agar target pasar atau konsumen mencintai produk yang mereka ciptakan” tandas Ratri. Selebihnya, Ratri berharap, dengan analisis bisnis ini, peserta dapat menyusun strategi pemasaran yang lebih baik. 

Sesi pagi pada hari kedua yang berlangsung interaktif, dalam tiap-tiap penjelasan aspek BMC, Ratri memberi kesempatan pada peserta untuk menyampaikan contoh sesuai ide bisnis mereka. Bahkan ia memberikan saran atau masukan terkait aktivitas utama sebagai sumber pendapatan utama dan aktivitas pendukung ketika aktivitas utama sudah berjalan baik, dalam rencana bisnis mereka.

”Kunci utama dalam membangun, mengembangkan, dan memelihara bisnis adalah komitmen dan konsisten,” ujarnya. 

Ia pun memaparkan studi kasus berupa contoh-contoh riil pengelolaan bisnis, salah satunya detail aktivitas bisnis di Eko Nugroho Art Class. 

Pada sesi siang, Ratri mendampingi peserta menuliskan outline (kerangka) analisis bisnis BMC sesuai ide bisnis kelompok mereka masing-masing, pada kertas poster yang telah disediakan oleh panitia yang ditempel di dinding dalam gedung tempat pelaksanaan workshop. Dengan begitu, poster tiap-tiap kelompok bisa mendapatkan respons, baik pertanyaan maupun saran, dari pembacanya. Sebagai tindak lanjut, tiap-tiap kelompok akan diberikan waktu beberapa hari oleh panitia, untuk menyelesaikan proposal bisnis mereka dengan melengkapi: profil usaha, visi usaha, misi usaha, keunggulan produk/ brand value, kompetitor, peluang pasar, akuisisi pasar, strategi implementasi bisnis, dan rencana keuangan. Dari hasil seleksi review, akan dipilih lima proposal terbaik yang akan mendapatkan reward sebagai modal realisasi usaha yang telah mereka rencanakan. 

Ketua panitia pelaksana workshop, Ipung Kurniawan Yunianto, S.Sn., M.Sn. dalam rilis yang dikirim menyatakan bahwa semangat dan motivasi bagi peserta mahasiswa khususnya dari FSRD ISI Surakarta untuk lebih menggali potensi diri dalam berwirausaha di bidangnya. (Sofyan)


Baca juga: Mahasiswa KKN Univet Bantara Laksanakan Proker Penunjang Bank Sampah


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top