Kuliah Pakar Linguistik dan Sastra oleh FKIP Univet Bantara Sukoharjo Bekerja Sama dengan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang

Print Friendly and PDF

Tampilan layar kuliah pakar Linguistik dan Sastra oleh FKIP Univet Bantara Sukoharjo Bekerja Sama dengan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang secara daring.

Kuliah  Pakar Linguistik dan Sastra oleh FKIP Univet Bantara Sukoharjo Bekerja Sama dengan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang

Sukoharjo- majalahlarise.com -FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo turut serta dalam kolaborasi menyukseskan program Visiting Professor  (VP) yang dibuat oleh Direktorat Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang. Selasa (28/12/2021).

Dalam sambutannya, Direktur  Direktorat Pascasarjana UMM- Prof. Akhsanul In’Am, Ph.D. mengatakan bahwa program VP ini diikuti oleh ratusan dosen dari seluruh Indonesia yang sudah berpangkat Lektor Kepala, dengan kualifikasi Doktor dan Guru Besar. Dosen-dosen  yang mengikuti kegiatan ini diwajibkan menghasilkan luaran berupa artikel yang akan dipublikasikan sebagai bookchapter  maupun di jurnal internasional bereputasi, serta kegiatan kerjasama antara perguruan tinggi. 

Dekan FKIP Univet Bantara menyambut baik kegiatan kuliah pakar ini karena banyak dosen FKIP Univet Bantara yang mengikuti program ini antara lain Prof. Dr. Farida Nugrahani, M.Hum; Prof. Dr. Madyo Eko Susilo, M.Pd; Dr. Dewi Kusumaningsih, M.Hum; Dr. Mukhlis Fajar W,  M.Pd., dan Dr. Nunun Tri Widarwati, M.Hum.

Kali ini, salah satu dosen peserta VP yaitu Dr. Dewi Kusumaningsih, M.Hum. mengadakan kerja sama kegiatan dengan 4 pakar lain dari 4 perguruan tinggi. FKIP Univet Bantara menyambut baik kegiatan Kuliah Pakar ini dan berharap bisa dilakukan kembali kuliah pakar dari anggota peserta VP yang lain. Kuliah pakar kali ini khusus untuk para dosen rumpun Bahasa dan Sastra dan mengambil tema ‘Kajian Linguistik dan Sastra’. 


Kuliah pakar ini diharapkan dapat mengembangkan kualitas keilmuan di kalangan akademisi terutama akademisi Bahasa dan sastra di samping akan menambah nilai dalam memenuhi akreditasi 9 kriteria. Para pakar kali ini berasal dari Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo; Universitas  Muhammadiyah Surakarta; Universitas Muhammadiyah Malang; Universitas  Muhammadiyah Semarang; dan Universitas Widya Dharma  Klaten. Kelima perguruan tinggi ini siap melaksanakan program VP sampai selesai guna menghasilkan luaran berupa karya ilmiah khusus book chapter dan artikel yang akan dimuat pada jurnal internasional bereputasi, yang saling membawa nama semua anggota dalam tiap artikel mereka. 


Tema kajian linguistik dan sastra sangat pas dipakai memayungi berbagai topik menarik yang diangkat oleh masing-masing pakar. Masing-masing pakar mengangkat tema spesifik yang menjadi bagian dari tema umum tersebut. Prof. Dr. Ali Imron Al-Ma’ruf, M.Hum., pakar dari UMS ini memilih stilistika dan interpretasi makna sastra. Dewi Kusumaningsih dari Univet Bantara Sukoharjo  mengangkat eksploitasi gender dalam lirik lagu Indonesia.; sedangkan  dari Universitas Muhammadiyah Malang yaitu Dr. Daroe Iswantiningsih, M.Si. memaparkan tindak tutur berdimensi edukatif dalam wacana komunikasi keluarga dan pembelajaran. Pakar lain yaitu Dr. Eric Kunto Aribowo, M.A. dari Universitas Widya Dharma Klaten mengupas tuntas tentang onomastic dan peluang risetnya di Indonesia. Terakhir Dr. Dodi Mulyadi , M.Pd., pakar dari Universitas Muhammadiyah Semarang ini mengangkat  topik Technology-Enhanced Language Learning in Listening Instruction. 

Pakar dari UMS, Prof. Ali Imron Al-Ma’ruf, membahas topik yang cukup langka dan menarik yakni tentang peran Stilistika dalam pemaknaan sastra. Menarik karena topik ini jarang bahkan hampir tak dibicarakan para pakar dalam berbagai forum seminar kebahasaan dan kesastraan. 

Lebih dulu Prof. Ali Imron mengkaji gaya Bahasa ‘style’ yang selama ini sering disalahartikan kebanyakan orang yakni gaya Bahasa hanya diartikan sebagai “majas” dan Stilistika. Padahal majas, demikian menurutnya, itu hanya salah satu dari gaya Bahasa. Gaya Bahasa meliputi: gaya bunyi (aliterasi, asonansi, dll.), gaya kata (bentuk dan diksi), gaya kalimat (susunan dan efektivitas), gaya wacana (sarana retorika dan alih kode), bahasa figuratif (majas, ungkapan (idiom), dan pribahasa), dan citraan (ada tujuh citraan). Adapun Stilistika adalah ilmu yang mengkaji gaya bahasa. Melalui pengkajian gaya bahasa pada karya sastra dengan bantuan teori sastra tertentu seperti Semiotik, Sosiologi Sastra dan lain-lain akan dapat diungkapkan makna sastra secara komprehensif yang merupakan tujuan final analisis karya sastra. 


Pembicara dari Universitas Muhammadiyah Malang, Dr. Daroe iswatingisih, M.Si mengangkat topik Tindak Tutur berdimensi Edukatif dalam Wacana Komunikasi Keluarga dan Pebelajaran. Tindak tutur dilakukan oleh setiap orang dalam berbagai situasi dan aktivitas guna membangun komunikasi. Dalam prinsip tindak tutur, berbahasa adalah tindakan. Menurut pemateri yang mengutip pendapat Searle membedakan tindak tutur menjadi tiga macam, yakni Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi. Masing-masing tindak tutur tersebut memiliki maksud penggunaan yang berbeda. Tindak tutur lokusi dimaksudkan untuk menyampaikan sesuatu sesuai dengan makna yang dikandung. Hal ini berbeda dengan tindak tutur ilokusi bertujuan untuk melakukan sesuatu dengan maksud tertentu. Tindaktutur Ilokusi yang lebih ditekankan dalam paparan ini yang dikaitkan dengan wacana komunikasi keluarga dan pembelajaran. Harapan pemateri bahwa dalam berbahasa khususnya dalam keluarga maupun  pembelajaran hendaknya penutur, baik orang tua maupun guru menggunakan tuturan yang mengedukasi sehingga mampu mengembangan pendidikan bagi anak, baik dari aspek intelektual, spiritual, emosional, kultural, sosial , dan moral. Dengan demikian, tindak tutur berdimensi  edukatif yang dibangun dalam komunikasi keluarga dan pembelajaran mampu membangun karakter anak.

Topik yang diangkat oleh Dewi Kusumaningsih kali ini sangat menarik perhatian karena mengangkat fenomena penggunaan bahasa dalam lirik lagu yang banyak mengeksploitasi gender. Khusus gender yang didominasi oleh gender perempuan. Kajian gender yang diangkat khusus mencermati adanya pelabelan atau stigma dalam masyarakat tentang perempuan bahwa perempuan masih saja dilabeli dengan stigma negatif sebagai mahkluk yang lemah, tertutup (introvert), kurang percaya diri, tidak mandiri, pasif, dan sering menjadi objek laki-laki. Penilaian (stigma) dalam masyarakat baik positif maupun negatif seperti di atas  dicari dalam bentuk-bentuk unit bahasa yang dipakai oleh para penulis lagu dalam lirik lagu dangdut karena lirik lagu-lagu di Indonesia utamanya lagu dangdut masih banyak mengeksploitasi perempuan dengan pelabelan seperti itu.


Eric Kunto Aribowo dengan topik Onomastik dan Peluang Risetnya di Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta beserta beragam etniknya menjadi lahan subur para peneliti onomastik karena tradisi masyarakat memberikan nama pada entitas di sekelilingnya. Dengan memanfaatkan basis data yang tersedia, seperti Sistem Administrasi Kependudukan dari Disdukcapil, hasil Sensus Ekonomi dari BPS, atau pangkalan data merek di DJKI menjadi sumber data menjanjikan dalam rangka agenda riset onomastik ke depan. Penelaahan mengenai username, nama komersial, nama tokoh di karya sastra, nama anak hasil perkawinan antar-etnik, serta patronim (pelekatan nama ayah pada nama anak) merupakan fenomena menarik yang dapat dibahas oleh para peminat onomastik. Agenda riset ini tidak hanya dapat dilakukan oleh para (calon) linguis, namun juga sangat memungkinkan berkolaborasi dengan rekan-rekan di bidang ekonomi, sastra, antropologi, maupun sosiologi.

Dodi Mulyadi menyampaikan topik tentang Technology-enhanced Language Learning in Listening comprehension. Topik ini berkaiatan dengan hasil survey mahasiswa yang adalah 90 mahasiswa English for Foreign Language dan 20 pengajar EFL dari empat universitas di Provinsi Jawa Tengah Indonesia. Studi ini menyelidiki perspektif guru EFL  dan peserta didik EFL tentang sumber belajar online  dalam menguasai instruksi pemahaman mendengarkan.  . Lebih dari setengah siswa EFL mengakses YouTube untuk  mempelajari lebih banyak pemahaman mendengarkan dengan video pembelajaran otentik. Mereka juga percaya pada sumber belajar onlineyang gersang  dalam menguasai kemampuan mendengarkan, termasuk listening to music, Spotify podcasts to Duolingo, VOA learning English, BBC News, lyrical training applications, OmeTV, and Cambridge dictionary. Sementara itu, perspektif guru EFL tentang  memilih  sumber daya online menunjukkan bahwa  YouTube, lyrics training website, Spotify podcast, TEDTalk, English movie, dan YouTube music berbuah dalam pembelajaran keterampilan Bahasa Asing. Dari Persepsi gurua Bahasa Inggris,  YouTube merupakan sumber belajar yang banyak dipakai dalam menguasai pemahaman mendengarkan bahasa Inggris. Oleh karena itu,  guru EFL harus belajar bagaimana menggunakan teknologi untuk membuat video pendidikan untuk YouTube  untuk meningkatkan keterlibatan belajar siswa di kelas mendengarkan.


Kuliah pakar ini diikuti kurang lebih 300 an peserta dari berbagai kalangan dan masyarakat akademik kampus berbagai daerah di Indonesia. Diharapkan kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang berkelanjutan dengan berbagai universitas yang mengikuti program Visiting Professor maupun yang belum mengikutinya. Hasil kuliah pakar ini sangat memberi nilai tambah bagi institusi terutama dalam memenuhi nilai akreditasi 9 standar. Berbagai luaran yang dihasilkan nantinya sangat bermanfaat bagi lembaga para anggota dosen peserta ada umumnya, dan FKIP Univet Bantara khususnya. Diharapkan Univet akan lebih banyak mengikuti program-program seperti ini. (Sofyan)




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top