PERAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

Print Friendly and PDF

PERAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh : Karlinda Eka Pangestika, S.Pd

SMAN 1 Kragan, Kragan, Rembang Jawa Tengah

Karlinda Eka Pangestika, S.Pd


       Pendidikan karakter di sekolah semua komponen (stakeholder) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Senada dengan itu, Peterson dan Deal (Darmiyati Zuchdi, 2011:148) menyatakan bahwa masing-masing komponen sekolah memainkan peran yang berbeda-beda. Mereka bertanggung jawab terhadap kelangsungan struktur dan kegiatan-kegiatan sekolah, berbagai prosedur dan kebijakan, program-program dan sumberdaya, serta standar dan aturan yang berlaku di sekolah. Mereka juga memainkan peran yang pokok dalam membentuk budaya sekolah dengan cara mengkomunikasikan visi dan misi sekolah, mengartikulasikan, dan memelihara nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan positif, serta menghargai setiap capaian yang diperoleh warga sekolah.

       Muchlas Samani (2011: 144), mengungkapkan bahwa strategi dapat dimaknai dalam kaitannya dengan kurikulum, model tokoh, serta metodologi. Strategi dalam kaitannya dengan kurikulum, strategi yang umum digunakan oleh sekolah-sekolah yaitu mengintegrasikan pendidikan karakter dalam bahan ajar, artinya tidak membuat kurikulum pendidikan karakter tersendiri. Kemudian, kaitannya dengan model tokoh yaitu bahwa seluruh tenaga pendidik, seperti kepala sekolah, seluruh guru, dan seluruh Bimbingan dan Konseling, serta tenaga administrasi di sekolah harus mampu menjadi model teladan yang baik. Strategi dalam kaitannya dengan metodologi, strategi yang umum yang dilakukan dalam mengupaya pengembangankan pendidikan karakter antara lain adalah pemanduan (cheerleading), pujian dan hadiah (praise-and-reward), definisikan dan latihkan (define-and-drill), penegakan disiplin (forced-formality), dan perangai bulan ini (traith of the month). 

       Strategi pemanduan yaitu setiap bulan, sekolah menempelkan poster-poster, spanduk, dan tag lines tentang berbagai nilai kebajikan yang selalu berganti-ganti berupa slogan atau motto tentang karakter atau nilai. Kemudian strategi pujian dan hadiah, strategi ini berlandaskan pada pemikiran yang positif (postive thinking), dan menerapkan penguatan positif (positive reinforcement) dengan menunjuk bahwa siswa sebagai orang yang terpilih dalam berbuat baik. Strategi ini tidak dapat berlangsung lama, karena sesuai perkembangan anak yang secara tidak tulus berbuat baik semata-mata ingin mendapatkan pujian dan hadiah. Strategi definisikan dan latihkan, dimana siswa diminta untuk mengingat-ingat nilai-nilai kebaikan dan mendefinisikannya sesuai tahap perkembangan kognitifnya dan terkait dengan keputusan moralnya. Kemudian strategi penegakkan disiplin, pada prinsipnya sekolah ingin menegakkan disiplin dan melakukan pembiasaan kepada siswa untuk secara rutin melakukan sesuatu yang bernilai moral, misalnya kebiasaan salam, kantin kejujuran, semutlis, berbaris satu-satu saat masuk kelas, dll. Strategi traith of the month pada hakikatnya hampir sama dengan strategi pemanduan, dengan menggunakan poster dan lainnya. Namun juga strategi perangai bulan ini juga menggunakan kepelatihan, penyampaian guru dalam kelas, atau menggunakan segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan karakter.

       Pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar pada umumnya melalui transformasi budaya sekolah (school culture) dan habituasi melalui kegiatan ekstrakurikuler. Sementara itu dalam kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang diadakan sekolah, bergantung kekhasan jenis dan tujuan kegiatan ekstra kurikuler tersebut, selalu ada nilai yang dikembangkan. Dalam kegiatan olahraga maka adanya nilai sportivitas, mengikuti aturan main, kerja sama, keberanian, dan kekompakkan selalu muncul. Seperti halnya kegiatan pramuka juga juga dapat mengembangkan nilai-nilai karakter melalui kegiatan luar ruang (outdoor activity), kegiatan dalam ruang (indoor activity), serta bernyanyi dan bertepuk tangan.

       Strategi secara umum dalam upaya pengembangan pendidikan karakter di sekolah yaitu mengintegrasikan pendidikan karakter dalam bahan ajar, artinya tidak membuat kurikulum pendidikan karekter tersendiri. strategi yang terkait metodologi antara lain: strategi pemanduan, strategi perangai bulan ini, strategi definisikan dan latihkan. Strategi pengembangan melalui kegiatan ekstrakurikuler antara lain: olahraga, pramuka, kegiatan luar ruang dan kegiatan dalam ruang. Metode yang digunakan dapat dilakukan dengan metode penjernihan nilai, metode siswa aktif, metode pembelajaran kooperatif, metode simulasi, metode diskusi dan berbagai varian dan metode bercerita atau mendongeng.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top