GURU IDEAL

Print Friendly and PDF

GURU IDEAL 

Oleh : Lupi Wulandari

SD Negeri Celep 1, Kedawung, Sragen Jawa Tengah

Lupi Wulandari


       Mengajar itu tidak sekedar menyampaikan materi ajar kepada siswa, akan tetapi merubah pola pikir siswa adalah sesuatu yang sangat urgen. Perubahan pola pikir siswa adalah kondisi dimana peserta didik mengalami peningkatan secara kognitif, afektif dan psikomotor pasca perlakuan seorang guru kepadanya. Seorang guru yang baik harus senantiasa mampu menggerakkan hati peserta didik untuk mau melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik secara sadar. Sehingga, disebut guru ideal apabila memiliki beberapa kriteria berikut:

1. Full Engangement

       Kriteria penting ini ada dalam posisi pertama. Full engangement adalah sifat guru yang mampu menyatukan hati dan pikiran dirinya dengan peserta didiknya secara total. Pertemuan pertama begitu menggoda adalah cermin hebat bagi seorang guru di depan kelas. Peserta didik akan merasa nyaman dengan kehadiran guru yang memiliki kriteria ini. 

       Kehadirannya tidak menjadikan peserta didik takut dan khawatir tapi justru mengundang kepenasaran karena performa memikat di awal perjumpaan. Full engagement adalah strategi jitu yang harus dilakukan oleh seorang guru pada saat pertama kali masuk kelas untuk mengikat hati peserta didik. Jika sudah terikat, peserta didik tidak akan lari dan menghindar.

2. Smooth Expression

       Kriteria kedua ini adalah perilaku seorang guru yang mampu bersikap lembut. Ungkapan wajah dan pola komunikasi yang hangat dan bersahabat akan memberikan efek positif dan daya juang belajar peserta didik bersama guru tercintanya.

       Smooth expression merupakan tampilan nyata seorang guru yang mampu meyakinkan dirinya kepada peserta didik sebagai seorang yang bisa diandalakan untuk menjadi teman diskusi, teman berbagi dan teman penyelesai masalah. 

       Tentunya, kedekatan yang dibangun oleh seorang guru tetap memerhatikan aspek-aspek akademik dan sosial. Sehingga batasan kedekatan ini terarah hanya wilayah pembinaan akademik dan penciptaan teladan diri guru di depan peserta didiknya dalam aplikasi nilai-nilai akademik kesehariannya.

3. Clear Explanation

       Kriteria guru hebat yang ketiga adalah clear explanation. Kriteria ini adalah berkaitan dengan kompetensi guru yang harus mampu menjelaskan mata pelajaran/ mata kuliah yang dengan jelas dan dapat memberikan analogi realistik agar peserta didik dapat menyelesaikan persoalan akademik dalam segala tipe. Penjelasan yang sejelas-jelasnya bagi seorang guru adalah ketika dia mampu mendiagnosa kondisi pengetahuan si peserta didik. 

       Berikutnya, ia dapat membaca tingkat pemahaman peserta didik sebagai parameter utama ketika menjelaskan materi ajar dalam proses belajar dan mengajar. Guru tidak boleh egois dan hanya puas dengan penjelasan dirinya tanpa menghitung capaian pemahaman peserta didik. Kriteria ini menciptakan pribadi guru yang kompeten dalam pengajaran.

4. Good Performance

       Kriteria keempat adalah Good Performance (GP). GP merupakan masalah krusial bagi seorang guru. Guru harus mampu memadukan warna pakaian yang dikenakan, memilih bahasa yang digunakan, menanggapi pertanyaan peserta didik dengan respek dan menyelesaikan masalah pengajaran dengan bijak. 

       Good Performance akan terjadi jika seorang guru senantiasa sadar pada dirinya bahwa sesungguhnya ia tercipta sebagai model atau public figure. Kesadaran itu yang akan senantiasa menjaga harga dirinya dengan sekenap potensi, sikap dan tindakan baik terhadap peserta didiknya dan kepada siapapun.

5. Appropriate Evaluation

       Seorang guru yang hebat adalah mampu mengevaluasi peserta didiknya dengan cermat. Ia tidak mudah mengambil kesimpulan tentang kondisi kelas yang belum mencapai target; capaian pembelajaran di bawah standar maupun sikap peserta didik yang kurang baik. Seorang guru yang hebat akan memahami proses pembelajaran yang kurang optimal, memperbaikinya dan meningkatkannya. 

6. High Impression

       Kriteria guru hebat yang terakhir adalah ia mampu memberikan kesan super bagi peserta didiknya. Ia tidak sekedar mampu memulai kelas dengan penampilan pertama yang menggoda akan tetapi ia mampu mengakhiri kelas penuh kesan yang tak terlupakan. Guru hebat senantiasa memikirkan dengan baik bagaimana mengakhiri kelas penuh sensasi dan berkesan. 

       Pembelajaran berkesan bagi peserta didik adalah ketika mereka mampu menceritakan kembali proses itu setelah belajar, merasakan kontekstualitas pembelajaran dalam kehidupannya dan menunggu kehadiran guru kembali untuk membawa sesuatu yang baru. High impression diindikasikan dengan performa guru yang kehadirannya disenangi dan ketidakhadirannya dirindukan. Ia selalu memberikan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi kehidupan nyata peserta didiknya. Ia tidak sekedar menghantarkan materi ajar tapi ia mampu menyentuh hati murid untuk menyadari tentang manfaat mengetahui, memahami dan mempraktekkan pengajaran itu dalam kehidupan mereka sehari-hari.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top