KOIN MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Print Friendly and PDF

KOIN MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Oleh : Agung Widagdo, S.Psi

Guru SMP Negeri 3 Sidoharjo, Wonogiri Jawa Tengah

Agung Widagdo, S.Psi


Di SMP Negeri 3 Sidoharjo masih banyak ditemukan siswa yang jarang akrab dan takut dengan Guru Bimbingan Konseling atau konselor. Karena di mata siswa, guru Bimbingan Konseling atau BK merupakan polisi sekolah yang mengatur segala tata tertib yang ada disekolah, sebagai pemberi hukuman terhadap siswa yang bermasalah. Sehingga siswa lebih cenderung menghindar bila ketemu guru Bimbingan Konseling dan sedikit siswa yang mengikuti dan memanfaatkan layanan Bimbingan Konseling. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang dikumpulkan dari seluruh siswa kelas IX B SMP N 3 Sidoharjo tahun ajaran 2021/2022 semester 1 yang berjumlah 32 siswa, hanya 12 anak atau 38 persen yang aktif memanfaatkan layanan Bimbingan Konseling, sedangkan 20 anak atau 62 persen tidak aktif mengikuti layanan Bimbingan Konseling. Data tersebut diperoleh melalui angket diolah dengan teknik persentase. Berdasarkan temuan dan fenomena yang terjadi, maka peneliti menggunakan layanan konseling individu (Koin) dengan teknik Single Session Counseling untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan Bimbingan Konseling dengan tetap menaati protokol kesehatan. 

       Bimbingan Konseling memiliki 10 jenis layanan dan 6 kegiatan pendukung, salah satu layanan adalah konseling individual. Konseling individual adalah salah satu layanan Bimbingan Konseling yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka secara perorangan dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya (Prayitno,2001: 86). Sedangkan Single Session Counseling ialah pertemuan tunggal tatap muka antara guru BK atau konselor dan konseli dengan tidak menggunakan sesi awal atau sesi-sesi berikutnya dalam satu tahap proses konseling (Talmon, 2000). 

       Prinsip-prinsip pelaksanaan Single Session Counseling yaitu : 1. Mengembangkan rapport secara cepat, aktif dan kolaboratisf, 2. Penilaian dan intervensi terhadap masalah individu menjadi dasar dalam intervensi, 3. Fokus pada potensi diri konseli, 4. Fleksibel dalam menggunakan berbagai teknik dan pendekatan, 5. Fokus pada  masalah utama yang urgen untuk diselesaikan, 6. Fokus pada apa yang sedang / telah dalam diri konseli, yang bisa di ubah dan efektif dilakukan agar terjadi peningkatan perubahan diri, 7. Orientasi pada masa kini dan mendatang. 

       Tahapan operasionalisasi Single Session Counseling yaitu : 1. Mengembangkan hubungan kolaboratif, 2. Merumuskan tujuan spesifik dan solusi, 3. Mengidentifikasi potensi internal atau eksternal yang mendukung solusi, 4. Membangun komitmen perubahan spesifik dan positif, 5. Merumuskan rencana tindakan perubahan yang spesifik dan positif, 6. Memfasilitasi pengakhiran konseling yang memandirikan dan 7. Memonitor perubahan perilaku yang spesifik dan positif

       Dengan penggunaan konseling individu dengan teknik Single Session Counseling terbukti dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan Bimbingan Konseling. Presentase motivasi dan keaktifan mengikuti layanan bimbingan konseling juga meningkat dari awalnya 12 siswa atau 38 persen, mampu meningkat menjadi 23 siswa atau 72 persen. Hal tersebut berdampak, prestasi belajar siswa juga meningkat. Sehingga dapat disimpulkan melalui layanan konseling individu dengan teknik Single Session Counseling mampu meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan Bimbingan Konseling.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top