PERKUAT KARAKTER UNGGAH-UNGGUH PADA ANAK DI MASA PANDEMI DENGAN MENGINTEGRASIKAN PERAN ORANG TUA DAN GURU

Print Friendly and PDF

 

PERKUAT KARAKTER UNGGAH-UNGGUH PADA ANAK DI MASA PANDEMI DENGAN MENGINTEGRASIKAN PERAN ORANG TUA DAN GURU

Oleh: Linda Dwi Ruslina, S.Pd

Guru Bahasa Jawa SMP Islam Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah

Linda Dwi Ruslina, S.Pd


       Pandemi Covid-19 mulai merebak di Indonesia sejak awal tahun 2020. Hingga akhirnya 16 Maret 2020 semua aktivitas sosial harus berkurang secara drastis. Bidang ekonomi, pendidikan, budaya dan keagamaan seakan berhenti berdenyut. Namun, beberapa mulai terasa kembali denyutnya saat mulai diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan kini yang dikenal dengan istilah PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Mulai dari PPKM level 1 hingga level 4 dan kini beberapa wilayah sudah mulai menurunkan levelnya sesuai keadaan wilayah masing-masing. Beberapa bidang kegiatan sosial lambat laun mulai terlihat aktivitasnya, dari new normal hingga yang terlihat sudah normal. Mulai dari kegiatan pernikahan, aktivitas pasar tradisional hingga perkantoran yang mulai menerapkan 50% WFH (Work From Home) dan 50% WFO ( Work From Office). Namun, bagaimana dengan bidang pendidikan? Hingga kini pendidikan belum juga dimulai. Beberapa kali sempat diadakan simulasi tatap muka namun, kembali kami harus menelan kekecewaan karena kasus Covid-19 meningkat. Ya, pemerintah bukan tanpa alasan membatalkan secara berkali-kali agenda tatap muka pada siswa sekolah. Tak lain adalah supaya mampu menekan penularan Covid-19 yang masih saja merebak hingga saat ini. 

       Aktivitas belajar mengajar sebenarnya tidak terhenti, hanya saja yang tadinya dilaksanakan dengan tatap muka kini harus dilaksanakan dengan tatap layar. Layar gatged seperti smartflphone atau laptop. Pembelajaran masih tetap bisa dilaksanakan dimanapun berada. Sekilas memang lebih memudahkan dan lebih efektif, kita sebagai guru dapat memberikan tugas dimanapun berada dan kapanpun waktunya. Bisa dari rumah sambil melakukan aktivitas lainnya. Begitu juga dengan para siswa. Mereka dapat mengkases tugas-tugas yang dikirim melalui aplikasi-plikasi pembelajaran kapanpun dan dimanapun. Dapat mengerjakan tugas kapan saja, jika ada kesulitan banyak cara yang dilakukan. Misalnya bertanya pada saudara, orang tua atau bisa mencari melalui internet. Mudahkan?

       Akan tetapi, bagaimana dengan perilaku unggah-ungguh mereka sebagai generasi dengan latar belakang masyarakat dan budaya Jawa? 

       Sebagai masyarakat Jawa, yang juga sebagai guru Bahasa Jawa mempertahankan karakter Jawa pada generasi milenial yang jiwa dan karakternya sudah dikuasai oleh era digital menjadi tugas yang tidak mudah. Karakter budaya Jawa sangatlah kompleks. Mulai dari ragam bahasa yang digunakan sehari-hari, tindak tanduk atau perilaku dengan culture Jawa yang harus selalu diterapkan dan dilestarikan oleh para generasi penerus terutama siswa sekolah. 

       Namun, kenyataan yang terjadi pada saat ini, dimana dunia pendidikan masih di selimuti oleh pandemi Covid-19, yang membuat kegiatan belajar mengajar terhenti. Ya, tidak sepenuhnya terhenti hanya saja kini pembelajaran dilakukan melalui layar gadged. Disini peran guru Bahasa Jawa dominan hanya sebagai pengajar yang seharusnya peran utamanya adalah sebagai pendidik. Peran pendidik inilah yang tidak dapat diterapkan  melalui pembelajaran online. Walaupun disetiap sesi pembelajaran online guru selalu mengingatkan untuk berunggah-ungguh yang baik dan benar akan tetapi jika tidak dengan pembiasaan secara nyata akan sulit untuk diterapkan pada keseharian siswa. Karena yang sangat penting dalam dunia pendidikan terutama untuk mata pelajaran Bahasa Daerah / Jawa adalah peran mendidik, dimana para guru mendidik sikap dan perilaku siswanya mulai dari unggah-ungguh dan tata krama yang berkarakter budaya Jawa.  

      Disinilah peran, dukungan dan bantuan dari orang tua di rumah sangat dibutuhkan. Karena untuk menanamkan karakter pada anak harus melalui pembiasaan yang berkesinambungan. Perilaku yang mencerminkan karakter budaya Jawa yang harus diterapkan leh siswa diantaranya bagaimana cara berkomunikasi dengn orang yang lebih tua dengan ragam bahasa Jawa krama yang baik, cara berbicaranya, bagaimana jika berjalan melewati orang yang lebih tua dan sebagainya. Dengan demikian mengintegrasikan peran orang tua dan guru sangatlah besar manfaatnya bagi siswa dalam pembelajaran online yang diharapkan karakter-karakter siswa berbudaya Jawa msih tetap bisa dipertahankan di era pandemi ini.  Agar kelak jika kegiatan belajar mengajar sudah kembali normal jati diri bangsa sebagai masyarakat Jawa tidak luntur dan tetap mengakar keras pada jiwa-jiwa generasi penerus. 

       Harapan yang sesungguhnya semoga pandemi ini segera berakhir agar sendi-sendi kehidupan kembali bergerak untuk kelangsungan hidup di masa yang akan datang. 

 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top