TINGKAT MINAT BACA SISWA INDONESIA

Print Friendly and PDF

TINGKAT MINAT BACA SISWA INDONESIA

Oleh : Farida Hariningrum, S.Pd.SD

SDN Pangawaren 01, Karangpucung, Cilacap Jawa Tengah

Farida Hariningrum, S.Pd.SD


       Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan dan pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif. Dengan upaya ini sangat diharapkan dalam waktu yang relatif singkat akan bisa meningkatkan minat baca siswa Indonesia.

       Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa minat baca masyarakat Indonesia, termasuk siswa, sangat rendah. Dikatakan oleh Satria Dharma (Ketua Forum Pengembangan Budaya Literasi Indonesia) pada Seminar nasional yang digelar oleh Program Studi Bimbingan Konseling dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, bahwa hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) menyebutkan budaya literasi masyarakat Indonesia pada 2012 terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara tersebut sementara Vietnam justru menempati urutan ke-20 besar. 

       Selanjutnya beliau menyebutkan bahwa pada penelitian yang sama, PISA juga menempatkan posisi membaca siswa Indonesia di urutan ke 57 dari 65 negara yang diteliti. "PISA menyebutkan tak ada satu siswa pun di Indonesia yang meraih nilai literasi ditingkat ke lima, hanya 0,4 persen siswa yang memiliki kemampuan literasi tingkat empat. Selebihnya di bawah tingkat tiga, bahkan di bawah tingkat satu," ujarnya. 

        Ini sungguh merupakan kondisi yangat memprihatinkan dalam rangka meningkatkan kemajuan negara. Karena Literasi merupakan jantung kemampuan siswa untuk belajar dan berhasil di sekolah. Juga dalam menghadapi berbagai tantangan pada abad 21.  Berkaitan dengan hal ini maka hanya ada satu pilihan untuk memenangkan persaingan baik di bidang teknologi, perdagangan, pembangunan dan bidang-bidang lain yakni menggalakkan gerakan literasi nasional. Gerakan harus dilakukan secara terukur dan berkelanjutan serta harus mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat. 

       Mengapa tingkat minat baca masyarakat Indonesia rendah? Mungkin orang Indonesia kebanyakan sibuk mencari nafkah di sektor nonformal sehingga kurang waktu untuk beristirahat apalagi untuk untuk membaca. Hampir bisa dipastikan sangat kurang. Hanya sebagian kecil saja masyarakat Indonesia yang mempunyai cukup waktu untuk membaca.  Selain itu, adanya mitos bahwa remaja atau anak muda yang suka membaca terkesan "lugu, tidak gaul, dan sebagainya" turut memperkeruh keadaan.  Lingkungan yang kurang mendukung untuk aktivitas membaca, misalnya tempat tinggal di daerah selalu bising atau daerah yang kebanyakan penduduknya tingkat pendidikannya rendah.

       Dari 25 kabupaten yang ada di Indonesia, delapan di antaranya memiliki minat baca terendah berada di Jawa Timur. Selain itu, padatnya jadwal sekolah juga membuat siswa-siswi tidak memiliki waktu untuk membaca. Ternyata padatnya jadwal kerja dan pelajaran berkontribusi menurunkan minat baca suatu komunitas dan masyarakat.

       Untuk memenangkan persaingan global di segala bidang dan agar lebih bijak maka hal yang tidak bisa ditawar lagi dan harus dilakukan segera di Indonesia adalah meningkatkan minat baca. Usaha ini harus ditujukan kepada semua elemen masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Dengan membaca, kita akan tahu budaya orang lain juga budaya setiap negara. Tidak merasa diri paling benar, tapi justru saling menghargai keragaman budaya. Dengan demikian maka kedamaian dunia akan terwujud.

       Mengingat juga begitu besarnya dampak membaca, maka disarankan budaya membaca harus segera dimasyarakatkan secara nasional. Sepatutnya program ini harus mendapat dukungan dari semua elemen masyarakat, terutama pemerintah, untuk membuat langkah strategi yang efektif dan efisien. Semoga dengan program literasi ini Indonesia terbebas dari kerusuhan dan siswa akan kembali pada kewajiban utamanya yakni belajar menuntut ilmu setinggi-tingginya.




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top