PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Print Friendly and PDF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Oleh: Sulistiani, S.Pd

Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak Jawa Tengah

Sulistiani, S.Pd


       Pendidikan dikatakan tepat bagi siswa apabila pendidikan yang diberikan dapat memfasilitasi siswa agar bisa memecahkan masalah yang dijumpai dalam aktivitas sehari-hari. Jika dilihat dari kenyataan di lapangan, pembelajaran PPKn dirasa sulit bagi siswa karena sudah terbentuk pola berpikir bahwa selama ini pola hafalan seolah-olah  mengharuskan siswa mengingat materi pembelajaran. Hal itu menyebabkan siswa tidak mengetahui maksud kegunaan PPKn untuk kehidupan sehari-hari. Bahkan, ketika mengikuti pembelajaran PPKn, siswa merasa cepat jenuh dan tidak memiliki minat belajar.

       Melihat permasalahan diatas, maka diperlukan cara untuk mengatasinya. Penerapan model pembelajaran kooperatif dianggap mampu meningkatkan minat belajar, melibatkan siswa secara aktif saat pembelajaran dan tidak membuat siswa merasa jenuh sehingga materi yang tersampaikan dapat dipahami dengan baik oleh siswa.

       Model pembelajaran make a match ialah model pembelajaran secara berkelompok yang mengajak siswa untuk memahami konsep dan topik pembelajaran dalam situasi yang mengasyikkan melalui media kartu jawaban dan kartu pertanyaan. Dalam pelaksanaannya, model ini memiliki batasan waktu maksimum yang sudah ditentukan sebelumnya. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa mengenai pertanyaan maupun jawaban yang diberikan guru. Siswa menjadi tertarik untuk mendalami materi yang diberikan agar dapat menyelesaikan persoalan yang dikemas dalam bentuk permainan secara berkelompok.

       Adapun langkah-langkah model pembelajaran make a match menurut Shoimin (2014: 98-99) adalah (a) guru melakukan persiapan dengan membuat beberapa kartu yaitu kartu pertanyaan dan kartu jawaban. (b) masing- masing peserta didik mendapatkan satu jenis kartu. (c) tiap peserta didik berpikir mengenai soal atau jawaban kartu yang sudah dipegang. (d) tiap peserta didik diminta mencari pasangan kartu yang memiliki kecocokan  dengan kartu yang dipegang. (e) tiap peserta didik yang dapat menemukan kecocokan kartu sebelum mencapai batasan waktu maksimum, maka diberikan poin. (f) apabila sudah selesai satu sesi, dilakukan pengocokan kartu lagi supaya setiap peserta didik memeroleh kartu yang tidak sama dari kartu di sesi satu. (g) guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran.

       Kelebihan dari model pembelajaran make a match, diantaranya: (1) mewujudkan kondisi pembelajaran yang mengasyikkan; (2) materi belajar disajikan lebih menarik perhatian peserta didik; (3) dapat memperbaiki hasil beljar peserta didik guna mencapai taraf ketuntasan belajar; (4) Kerjasama antarsesama peserta didik terwujud dengan dinamis.

       Dari beberapa kelebihan yang dimiliki oleh pembelajaran kooperatif tipe make a match, pembelajaran PPKn diharapkan menjadi lebih bermakna untuk siswa. Siswa ikut terlibat aktif saat kegiatan pembelajaran, hingga siswa merasa gembira, asyik, dan berminat dalam menerima materi pelajaran. Diskusi yang terdapat pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini dapat membuat siswa mudah memahami konsep-konsep PPKn dan memunculkan banyak ide. Selain itu, adanya peraturan, menunggu giliran bermain, menemukan kecocokan pasangan kartu juga akan membantu siswa mendapatkan keterampilan sosial.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top