MENUMBUHKAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI MASA PANDEMI

Print Friendly and PDF

MENUMBUHKAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI MASA PANDEMI

Oleh: Asih Alilia Bahtahan, S.Pd

Guru SMK Muhammadiyah Salaman, Magelang Jawa Tengah

Asih Alilia Bahtahan, S.Pd


       Setiap orang memiliki karakternya masing-masing. Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relative tetap. Menurut kamus besar bahasa indonesia karakteristik memiliki persamaan kata karakter atau watak yang berarti sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, prilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Pengertian karakter ini terkadang salah diartikan dengan watak, kepribadian maupun sifat dari seseorang. Sebenarnya definisi dari karakter sendiri adalah akumulasi dari watak, kepribadian serta sifat yang dimiliki seseorang. Karakter dalam diri seseorang sebenarnya terbentuk secara tidak langsung dari proses pembelajaraan yang dilaluinya. 

       Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya. Karakteristik peserta didik meliputi: etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan motorik.

         Pada masa pandemi Covid-19 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19) tentang belajar dari rumah. Dalam aturan itu disampaikan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa harus terbebani tuntutan menyelesaikan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan di sekolah. 

       Masyarakat menganggap bahwa pembelajaran daring berdampak terhadap guru, siswa, dan orang tua di mana pun. Jika sebelumnya ada banyak sekali sekolah yang sudah menggunakan teknologi dalam pembelajaran, maka dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, semua sekolah di Indonesia dipaksa untuk menerapkan teknologi dalam proses belajar mengajar. Ada banyak kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran jarak jauh adalah salah satunya kendala yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi yang lebih dari itu semua adalah teknologi tidak dapat menyentuh salah satu inti dari Pendidikan itu sendiri, yakni pendidikan karakter.

       Di era pandemi ini tentu tidak mudah bagi seorang guru untuk mencari jalan keluar atas permasalahan pembelajaran daring ini, namun guru tetap dituntut untuk mencari solusi sebagai konsekuensi sebagai seorang pendidik. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru antara lain yang pertama menjaga komunikasi dengan murid, misalnya dengan teguran atau sapaan setiap pagi. Teguran itu dapat dilakukan melalui WA group kelas. Dengan melakukan hal ini peserta didik merasa diperhatikan dan guru dapat memberikan semangat pada peserta didik. Kedua, menumbuhkan rasa tanggung jawab dengan memahami akan tugasnya, baik guru maupun peserta didik. Guru dalam menyampaikan tugasnya baik dan mengecek pekerjaan peserta didik dengan WA atau google classroom. Dan untuk peserta didik dapat mengerjakan tugas  yang diberikan guru dengan tepat waktu dan mengerjakan tugasnya secara mandiri. Ketiga, menumbuhkan rasa disiplin. Dapat diterapkan ketika guru melakukan pembelajaran, biasanya waktu pembelajaran sudah terjadwal. Peserta didik mengumpulkan tugasnya tepat waktu itu juga menunjukkan sikap kedisiplinan. Keempat, guru menerapkan pembelajaran yang inovatif untuk mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran daring dimulai dengan merencanakan pembelajaran yang menarik. Hal itu agar menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik, misalnya dengan mengirimkan video atau berupa gambar. 

       Dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) tentunya harus ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru. Guru dan orang tua harus memiliki tujuan yang sama agar pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. Bukan hanya itu, pemantauan orang tua kepada anak dalam menggunakan teknologi juga sangat penting. Jangan sampai penggunaan teknologi tersebut untuk hal-hal yang tidak baik dan menjerumuskan anak pada karakter yang tidak baik pula. Orang tua harus mengetahui penggunaan teknologi tersebut, misalnya hanphone untuk belajar atau untuk hal lain yang bersifat positif. 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top