Pesantren Ramadan Virtual Hadirkan Dua Dai Cilik Nasional

Print Friendly and PDF

 

Wildan Mauzakawali Septian saat menyampaikan tausiyah pesantren Ramadan SD Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta secara virtual.

Pesantren Ramadan Virtual Hadirkan Dua Dai Cilik Nasional

Solo- majalahlarise.com -SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta menyelenggarakan Pesantren Ramadan Virtual yang diikuti siswa kelas 1-5, Senin-Kamis (3-6/5/2021). Kegiatan yang mengangkat tema "Menghidupkan Ramadan dengan Al Quran di Masa Pandemi" ini menghadirkan dua dai cilik tingkat nasional, yaitu Kak Scarlet Destina Maharani dan Kak Wildan Mauzakawali Septian.

Pebri Ike Yulaikah, ketua panitia kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan pesantren Ramadhan ini dibagi menjadi dua termin karena peserta terdiri dari kelas bawah dan kelas atas. "Untuk peserta kelas 1 dan 2 sejumlah 140 siswa, pelaksanaan pesantren pada hari Senin dan Selasa, 3-4 Mei 2021, sedangkan kelas 3, 4, dan 5 sejumlah 247 siswa dilaksanakan pada hari Rabu-Kamis, 5-6 Mei 2021," ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa pesantren Ramadan tahun ini diselenggarakan secara virtual menggunakan Zoom Clouds Meeting dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube sekolah. "Kak Scarlet yang merupakan finalis Aksi Junior Indosiar tahun 2015, mengisi dongeng kisah nabi untuk peserta kelas 1 dan 2, sedangkan Kak Wildan mengisi tausiyah untuk peserta kelas 3, 4, dan 5," imbuhnya.


Baca juga: LKP Matematika Indonesia Gelar Baksos Bagikan 200 Paket Beras dan Takjil

Dalam tausiyahnya, Kak Wildan menekankan pentingnya anak-anak belajar menghayati ibadah puasa Ramadan. "Misalnya ketika teman-teman sedang menunggu berbuka puasa, di mana perut terasa sangat lapar, sebenarnya kita sedang dilatih untuk menjadi orang yang sabar dan disiplin. Mengapa? karena kita harus bersabar menunggu waktu berbuka tiba dan berdisiplin untuk tidak mendahului berbuka meskipun kita sudah sangat haus dan lapar," ujarnya.

Kak Wildan juga menambahkan bahwa hikmah puasa juga melatih kita untuk menjadi manusia yang memiliki rasa empati. "Ketika kita merasa lapar dan haus saat berpuasa, sejatinya Allah mendidik kita untuk merasakan penderitaan orang-orang yang mungkin sedang dalam situasi kelaparan, misalnya di daerah-daerah konflik dan peperangan, sehingga kita memiliki rasa empati, ikut merasakan penderitaan mereka dan berusaha membantu sesuai kemampuan masing-masing," pungkas dai cilik yang saat ini menjadi santri di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Meskipun dilaksanakan secara virtual, pesantren Ramadan tetap berlangsung dengan khidmat. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok didampingi oleh guru Pembimbing Akademik (PA). Panitia menyiapkan jadwal acara secara runtut dan pemantauan setiap sesi kegiatan dilakukan oleh guru pendamping menggunakan tautan Google form dan grup WhatsApp. (Sofyan)


Baca juga: Kapolsek Eromoko Mengisi Pesantren Kilat TPQ Al Hidayah


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top