PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Print Friendly and PDF

PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd

Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri Jawa Tengah

Agus Dwi Surahman, S.Pd


       Pada hakekatnya Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubaan holistic dalam kualitas individu baik fisik, mental, serta emosional. Mulyanto mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai suatu proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Tentang itu semua tidak lepas bahwa pendidikan jasmani juga bisa dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus (ABK) yang anak tersebut memiliki kekurangan dalam beraktivitas atau bergerak. Dalam hal Pendidikan jasmani ada juga yang dinamakan Pendidikan jasmani adaptif.

       Pendidikan jasmani adaptif merupakan program layanan khusus secara individual dalam aktivitas bagi siswa berkebutuhan khusus dalam aktivitas perkembangan, latihan, permainan, senam, dan olahraga yang disesuaikan minat, kemampuan dan keterbatasan siswa. Pendidikan jasmani adaptif adalah layanan pendidikan jasmani yang didesain khusus bagi para siswa berkebutuhan khusus. (Maryland State Department of Education.2009;2). 

       Pendidikan jasmani adaptif seperti yang sering di ajarkan pada anak berkebutuhan khusus ( ABK ), dari beberapa ketunaan dan karakteristik pada Sekolah Luar Biasa tersebut antara lain: 1). Tunarungu berkutat pada dampak dari ketunarunguan yaitu terjadinya hambatan pendengaran yang mengakibatkan tunarungu akan bermasalah di bahasa dan komunikasi. 2). Tunagrahita sulit untuk menerima pemikiran yang abstrak, pelajaran yang sulit dan sering menimbulkan perilaku maladaptive. Mereka memerlukan modifikasi kesederhanaan materi, kesederhanaan perintah, dan pemikiran yang dikonkritkan. 3). Tunadaksa mempunyai masalah dalam motorik dan mobilitas. 4). Tunanetra mempunyai permasalahan yang berhubungan dengan informasi visual sehingga tunanetra sering mengalami masalah dalam mobilitas dan konsep yang tidak utuh, terutama bagi mereka yang tergolong buta (tunanetra total).

       Pendidikan Jasmani Adaptif yang dikemas dalam permainan akan jauh lebih menarik minat bagi anak berkebutuhan khusus yang ada sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan fisik maupun mental anak. 

       Kendala yang menghambat seorang guru Sekolah Luar Biasa dalam proses pembelajaran penjas adaptif adalah mencari model permainan, alat yang aman dan menarik saat digunakan, karakterisik yang dimiliki anak berkebutuhan khusus. Itu semua mengakibatkan anak kurang tertarik dan kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Maka dari itu dalam memberikan pembelajaran penjas adaptif seorang guru Sekolah Luar Biasa harus mampu menyesuaikan jenis permainan yang akan diberikan dengan karakteristik yang dimiliki anak berkebutuan khusus sesuai ketunaan yang dimiliki, selain itu guru memodifikasi alat yang digunakan dalam permainan tersebut supaya anak merasa aman, senang dan gembira dalam mengikuti permainan penjas adaptif. Sehingga dapat tercapai tujuan permainan penjas adaptif sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan fisik maupun mental anak.

       Menurut Furqon dalam Sukardin (2006;5) manfaat Pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus sebagai berikut ; 1) dapat membantu mengenali kelainannya dan mengarahkannya pada individu – individu atau Lembaga – Lembaga yang terkait, 2) dapat memberi kebahagiaan bagi anak dengan berkebutuhan khusus, memberi pengalaman bermain yang menyenangkan, 3) dapat membantu siswa mencapai kemampuan dan latihan fisik sesuai dengan keterbatasannya, 4) dapat memberi banyak kesempatan mempelajari keterampilan yang sesuai dengan orang – orang yang memiliki kelainan untuk meraih sukses, 5) Pendidikan jasmani dapat berperan bagi kehidupan yang lebih produktif bagi anak dengan kebutuhan khusus dengan mengembangkan kualitas fisik yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kehidupan sehari – hari.

       Adapun contoh permainan yang tepat bagi anak berkebutuhan khusus adalah Pada permaianan sepakbola bagi kebanyakan anak berkebutuhan khusus tidak terlalu banyak memerlukan penyesuaian, hanya ukuran lapangan yang harus dimodifikasi karena siswa berkebutuhan khusus memiliki tingkat kekuatan atau kemampuan fisik yang lemah sehingga mudah kecapean. Bagi anak tunanetra ada beberapa penyesuaian yang dilakukan diantaranya bola dan gawang yang harus mengeluarkan bunyi agar bisa dikenali oleh mereka. Lapangan yang diperkecil serta tidak ada aturan bola keluar. 

       Peraturan atletik pada umumnya saat start di lakukan biasanya wasit membunyikan pistol atau peluit sebagai tanda dimulainya pertandingan tersebut. Tetapi bagi siswa tunarunggu hal tersebut tidaklah sesuai dengan keterbatasan mereka, maka diperlukan sedikit penyesuaian diantaranya dengan mengganti peluit atau pistol dengan alat yang dapat memberikan dilihat mereka contohnya seperti bendera. Jadi pada saat pertandingan dimulai wasit mengibaskan bendera sebagai tandanya.

       Modifikasi aturan permainan tersebut akan membawa pengaruh besar terhadap kelangsungan pembelajaran bagi anak berkbutuhan khusus (ABK). Seorang guru harus pandai dalam memilah dan memilih materi pembelajaran yang selaras dengan kebutuhan anak yang dihadapi.


2 komentar:

  1. Mantap pak Agus... Semoga anak didik kita makin tumbuh semangat dalam pendidikan...🙏

    BalasHapus
  2. Luar biasa pak agus buat perjuangannya 💪👍👍👍

    BalasHapus


Top