Kepala Sekolah dari Wonogiri Belajar dan Berbagi Ilmu dengan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas di Banyumas

Print Friendly and PDF

Asih Subekti, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SD Negeri 1 Manyaran Kabupaten Wonogiri bertugas sebagai Pendamping Calon Guru Penggerak di Kabupaten Banyumas.

Kepala Sekolah dari Wonogiri Belajar dan Berbagi Ilmu dengan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas di Banyumas

Banyumas- majalahlarise.com- Guru Penggerak merupakan episode kelima dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan dijalankan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK). 

Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. 

Untuk mendukung tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.

Hal ini disampaikan Asih Subekti, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SD Negeri 1 Manyaran Kabupaten Wonogiri bertugas sebagai Pendamping Calon Guru Penggerak di Kabupaten Banyumas pada angkatan 1 kepada media, Kamis (25/2/2021).



“Setelah selama lima hari melakukan pendampingan terhadap calon guru penggerak di sekolahnya masing-masing. Kegiatan dilanjutkan dengan Lokakarya 3 pada hari Sabtu, 20 Februari 2021 pukul 08.00-16.00 WIB,” terangnya.

Asih Subekti, S.Pd, M.Pd selaku narasumber Lokakarya  dengan Tema Visi dan Aksi Sekolah Yang Berdampak Pada Murid yang dilaksanakan di Hotel Luminor Purwokerto di bawah Koordinasi PPPPTK Matematika Yogyakarta. Hadir dalam kegiatan tersebut Calon Guru Penggerak, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. 

Kegiatan diawali dengan pembukaan yang berisi penyampaian tema, tujuan, jadwal, dan produk lokakarya. Selanjutnya peserta digiring dengan mengamatai video “The Tree”. Berdasarkan video tersebut peserta digiring untuk mengambil pelajaran dari video tersebut guna dilaksanakan selama kegiatan berlangsung yaitu dengan prinsip gotong royong dan kolaborasi.  Kemudian narasumber menyampaikan agenda kegiatan dan meminta peserta untuk membuat kesepakatan belajar. Kegiatan dilanjutkan dengan berbagi impian sebagai pendidik. Mimpi tersebut menjadi penyemangat setiap sesi di dalam lokakarya ini. 

“Ambil Pelajaran dan Gali Mimpi adalah proses penting agar dapat merencanakan visi, misi dan progam sekolah yang lebih berdampak kepada murid. Pada sesi ini Narasumber menanyangkan video BAGJA, peserta diminta mengamati dan menjelaskan pemahamannya tentang BAGJA melalui video tersebut. Selanjutnya narasumber meminta CGP untuk menceritakan tentang ambil pelajaran dan gali mimpi yang sudah dilakukan setelah lokakarya 2 kepada murid, orang tua, teman sejawat, maupun kepala sekolah,” paparnya.



Dari situlah terjadi diskusi”Ambil Pelajaran” dari CGP, kepala sekolah dan pengawas. Pesan kunci dituliskan sebagai rancangan apa yang perlu diperbaiki dan apa yang perlu dipertahankan. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi ”Gali Mimpi”. Apa mimpi agar pembelajaran di sekolah berdampak pada murid dan bagaimana cara mewujudkannya.

 Setelah penarikan kesimpulan di sesi tersebut, peserta diminta mengamati video bestpractise kepala sekolah, hal ini sebagai langkah awal untuk bekerja kelompok dan  berdiskusi tentang visi, misi, dan program sekolah yang berdampak pada murid. Sesi dilanjutkan dengan menyepakati aksi jangka pendek yang akan dilaksanakan 1 (satu) bulan ke depan di sekolah baik oleh CGP ataupun kepala sekolah. 

“Aksi yang benar-benar bisa dilakukan untuk melakukan perubahan. Bisa dimulai dengan menjalankan langkah awal program yang tadi dirumuskan, atau perubahan-perubahan kecil lainnya. Agar, cita-cita bersama untuk membawa perubahan untuk murid bisa diwujudkan,” tuturnya.

Kegiatan ditutup pada pukul 16.00 WIB. Semoga tercipta aksi jangka pendek yang SMART Specific Mesurable Achievable Relevant Time Oriented yaitu aksi yang jelas, dapat diukur, dapat dicapai, bertujuan untuk murid dan sesuai target waktu. (Sofyan)





1 komentar:


Top