DAMPAK MEDIA SOSIAL TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Print Friendly and PDF

DAMPAK MEDIA SOSIAL TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Oleh: Kasiyem, S.Pd

Guru SDN Girimulyo, Jatipurno Wonogiri Jawa Tengah

Kasiyem, S.Pd


       Dalam berbangsa dan bernegara anak merupakan generasi penerus perjuangan para pelopor dan pendiri suatu bangsa. Sehingga tumbuh kembang anak sangat diperhatikan oleh negara dengan membuat berbagai kebijakan yang berkaitan dengan anak dan pendidikannya. Salah satunya adalah menaikkan standar kualifikasi pendidikan bagi guru dengan memberikan pelatihan khusus agar anak-anak mendapatkan perkembangan yang baik diusia dini dan kebijakan wajib belajar 9 tahun.

       Namun perkembangan anak juga tanggung jawab dan prioritas utama orangtua, peran orangtua sangat penting mempengaruhi tumbuh kembang si buah hati, Setiap orang tua pasti menginginkan perkembangan baik bagi anak-anaknya misalnya dalam hal ibadah, akhlak, sosial, maupun akademi di tengah maraknya aktivitas digital yang sangat digemari masyarakat mulai balita hingga orangtua.

       Perkembangan pesat media digital dewasa ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, hal ini juga berdampak pada penerapan pendidikan dan perkembangan sosial anak sebagai hasil dari pendidikan yang didapat dari lingkungan pendidikan formal, keluarga dan masyarkat. Dampak tersebut meliputi berbagai aspek, baik itu motivasi belajar, sikap terhadap, orang yang lebih tua, sikap terhadap teman sebaya, maupun perkembangan hubungan sosial secara umum.

       Pemanfaatan media digital sebagai media komunikasi yang paling banyak digunakan saat ini adalah telepon seluler didukung oleh jaringan yang sudah mencapai di berbagai pelosok daerah, sehingga memudahkan siapa saja untuk mengakses segala hal tanpa batas melalui media sosial. Hal tersebut didukung terknologi mutakhir telepon seluler yang memuat berbagai fitur yang menurut sebagian besar masyarakat dunia sebagai solusi memudahkan segala urusan.

       Tetapi kita kadang lupa atau terlena dengan segala kemudahan yang didapat tanpa menyadari kerusakan disegala aspek yang mulai terlihat dengan sangat jelas. Kesenjangan yang jelas perbedaan sikap antara anak-anak sebelum mengenal media sosial dan anak-anak yang sudah menikmati kemajuan media sosial. Anak-anak yang sudah kecanduan dengan media sosial akan berdampak pada berkurangnya motivasi belajar, bahkan ada yang tidak mau sama sekali belajar. Ada yang lebih ekstrim pada anak balita yang tidak bisa lepas dari teleponselnya, karena orangtua menyediakan telpon untuk anak mereka dengan alasan kasih sayang kepada anak.

       Hal ini menjadi pemikiran serius para orang tua dan pemerhati dunia pendidikan, karena akan tetapi tidak sedikit pula yang bersikap apatis terhadap gejala dampak era digital. Bagi mereka yang peduli pendidikan anak berusaha meminimalisir dampak media digital atau media sosial yang sangat digemari tersebut dengan mengadakan berbagai seminar yang berkaitan dengan solusi mendidik anak di era digital, namun yang berpartisipasi dalam acara-acara sejenis sangat sedikit jumlahnya, artinya yang benar-benar peduli dan berusaha mencari solusi yang tepat untuk masalah tersebut dengan keluhan sebagian besar orangtua dan pendidik tidak signifikan.

       Islam mengajarkan bahwa orangtua adalah  pendidik utama bagi anak-anak mereka, karena orangtualah yang menjadi teladan pertama yang akan ditiru oleh seorang anak bahkan biasa menjadi panutan dalam seluruh usia kehidupan mereka. Keputusan apapun dalam hidup seorang anak akan selalu mengacu pada keteladanan yang dicontohkan oleh orangtua mereka.

       Jadi sebagai orangtua kita sebagai penerus perjuangan dakwah Islam jangan sampai terlena dengan segala kemudahan dan manfaat yang bisa diambil dari kemajuan media sosial atau era digital tanpa memikirkan dampaknya terhadap anak-anak kita. Anak-anak perlu pendampingan ekstra dari orangtua agar terhindar dari hal-hal yang bisa merusak masa emas anak-anak kita dalam mengenal kehidupan dunia dan akhirat.

       Menurut Wawan Setiawan, salah satu solusi untuk pendidikan anak di Era digital adalah model parenting immune selfer. Anak-anak kita harus diperkenalkan prinsip-prinsip dasar keislaman, dan pendampingan secara menyeluruh dalam hal ibadah, artinya pendidikan dan penerapan agama dalam keluarga sangat berperan dalam parenting immune. Penanaman pendidikan aqidah dan akhlak harus disertai contoh yang konkrit, yang bias mereka saksikan dan masuk dalam pemikiran anak. Di sinilah orangtua berperan sebagai model yang akan ditiru.

       Orangtua adalah tokoh yang mengupayakan munculnya generasi-generasi emas yang membawa Islam menuju kejayaan. Jangan lengah dan lalai terhadap pendidikan dasar keagamaan untuk anak-anak kita, karena mereka memiliki tantangan yang lebih besar menghadapi segala bentuk rayuan zaman dalam menegakkan risalah Islam, jauh lebih rentan dari masa kita seusia mereka. Sayangi mereka dengan cara tegas menghadapi segala rengekan untuk menikmati segala kemudahan media sosial di Era digital.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top