UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DARING MELALUI METODE DINAMIKA KELOMPOK (PERMAINAN)

Print Friendly and PDF

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DARING MELALUI METODE DINAMIKA KELOMPOK (PERMAINAN)

Oleh: Tulus Fery Pradana, S.Pd

Guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 1 Pracimantoro, Wonogiri

Tulus Fery Pradana, S.Pd


       Perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan sosial budaya yang pesat dewasa ini memberikan tantangan tersendiri bagi guru dan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Setiap siswa senantiasa ditantang untuk terus meningkatkan kegiatan belajarnya melalui berbagai sumber dan media seperti internet, televisi, perangkat audiovisual, selain belajar langsung dari guru. Sedangkan guru senantiasa ditantang  untuk bisa mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa.  

      Melalui peranannya sebagai pengajar guru diharapkan mampu memberikan motivasi pada siswa untuk belajar dalam berbagai kesempatan, guru hendaknya dapat mengembangkan cara dan kebiasaan belajar yang baik, sehingga siswa memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan pada akhirnya bisa mencapai hasil belajar yang optimal.

      Bimbingan dan konseling lebih memandang, menyentuh, dan memfasilitasi siswa agar mampu berkembang secara utuh melalui sisi emosional atau afektif. Bimbingan dan konseling memiliki peran membantu siswa agar mampu menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam diri meliputi pribadi, sosial, belajar dan karier. Selain itu bimbingan dan konseling di sekolah juga dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi dalam dirinya secara optimal.

      Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah meliputi pemberian layanan bimbingan klasikal dan layanan konseling. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki empat komponen yaitu layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem (Santoadi: 2010). Layanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa dengan tujuan mengembangkan potensi atau skill yang dimiliki siswa.

        Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal sepertinya kurang menarik bagi siswa. Hal tersebut ditandai dengan aktivitas siswa yang cenderung lebih senang dengan mengobrol di kelas, bemain HP atau membuat gaduh. Fakta tersebut sejalan dengan Djamarah dan Zain (2007:97) yang mengatakan bahwa gejala negatif dari bimbingan klasikal yaitu (1) peserta didik merasa bosan, (2) menyebabkan peserta didik menjadi pasif, (3) merasa tidak tertarik, (4) yang visual menjadi rugi, yang mendengarkan merasa jenuh. Kenyataan yang ada di lapangan tersebut, secara umum menunjukkan bahwa layanan bimbingan klasikal belum optimal menjadi pondasi dari layanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan.

       Berdasarkan hasil pengamatan penulis ditemukan banyak  siswa SMA Negeri 1 Pracimantoro yang memiliki motivasi belajarnya rendah, hal ini bisa dilihat dari kurang memiliki keberanian dalam bertanya atau berpendapat, siswa hanya menjawab saat ditanya oleh guru saja, gaduh pada saat bimbingan klasikal, lebih banyak aktif membicarakan hal lain bersama teman sehingga mengabaikan guru Bimbingan Konseling, tidak memahami sepenuhnya layanan bimbingan klasikal, dan cenderung bosan pada materi bimbingan klasikal.

       Berangkat dari kenyataan tersebut penulis mengadakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling dengan judul “Upaya meningkatkan motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal daring melalui metode dinamika kelompok pada kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Pracimantoro Tahun Pelajaran 2020 / 2021”.

       Pada kegiatan pra penelitian yang dilakukan menggunakan metode ceramah membuat siswa tidak ada antusiasme dalam mengikuti penjelasan peneliti. Siswa banyak berbincang-bincang dengan teman lain mengenai hal lain yang tidak  ada kaitannya dengan materi bimbingan, siswa terlambat masuk google meet dan tidak aktif dalam bimbingan. Penulis mengamati bahwa penyebab utama adalah karena metode ceramah yang digunakan. Kemudian penyebab lainnya adalah adanya figur peneliti yang kurang menarik dalam penyampaian materi, terlalu teoritisnya materi yang diberikan, dan faktor dari dalam siswa sendiri. Sejalan dengan peneliti, pengamat pun melihat masalah yang sama pada kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Pracimantoro Tahun Pelajaran 2020 / 2021.

       Keadaan yang berbanding terbalik justru terlihat pada pelaksanaan perbaikan siklus I dan II dimana metode dinamika kelompok diaplikasikan. Data kuantitatif dan data kualitatif keduanya menunjukkan adanya perbedaan dibandingkan dengan pra penelitian. Siswa menjadi lebih aktif, lebih menyenangkan, lebih tertarik dan suasana kelas menjadi lebih hidup. Disamping itu penulis sebagai peneliti juga merasakan kepuasan pribadi melihat kondisi siswa yang terlihat banyak bergerak dan berkomunikasi. Siswa merasakan adanya manfaat dari bimbingan klasikal daring sehingga kompetensi yang ingin dicapai melalui bimbingan klasikal daring dapat terlaksana. Nilai-nilai yang diharapkan tertanam dalam diri siswa semakin mengkristal melalui metode dinamika kelompok.

       Motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling hendaknya diawali dengan adanya rasa tertarik atau rasa suka terhadap bimbingan klasikal daring. Kegiatan bimbingan klasikal daring yang menarik menjadi modal awal siswa untuk lebih termotivasi dalam mengikuti bimbingan klasikal daring. 

       Jika minat atau rasa tertarik siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal daring tinggi maka dengan sendirinya siswa akan terdorong untuk melakukan aktivitas-aktivitas dalam bimbingan klasikal yang mendukung. Aktivitas-aktivitas tersebut seperti memperhatikan, terlibat aktif, bertanya, antusias dan lain sebagainya. Hal tersebut yang mendukung tumbuh kembang siswa melalui bimbingan klasikal daring. Siswa tidak melakukan kegiatan yang sifatnya menghalangi dirinya dan menghalangi rasa tertariknya. Sehingga manfaat dan tujuan dari adanya bimbingan klasikal daring akan tercapai dan dirasakan oleh siswa tersebut.

       Penggunaan metode dinamika kelompok yang diintegrasikan melalui permainan dirancang untuk membuat siswa agar tidak bosan dalam mengikuti bimbingan klasikal daring. Dinamika kelompok dapat membuat siswa memiliki sikap positif yang lebih banyak dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal daring. 

       Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Johnson & Johnson (2012) yang menyatakan pada kelompok yang efektif para anggotanya memutuskan untuk bekerjasama dan mereka dengan senang hati akan menjalankannya. Pendapat Johnson dan Johnson tersebut didukung pula oleh uji hipotesis dalam penelitian ini. Uji hipotesis menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara bimbingan klasikal dengan dinamika kelompok.

         Dinamika kelompok (permainan) diharapkan membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan kondusif. Sejalan dengan hal tersebut Nurihsan (2006:24) menyatakan bimbingan melalui aktivitas kelompok lebih efektif karena selain peran individu lebih aktif, juga memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana dan penyelesaian masalah. Bimbingan klasikal daring menggunakan dinamika kelompok membuat siswa lebih antusias. Suasana kelas saat bimbingan klasikal daring menjadi lebih variatif, kondusif, dan atraktif.

       Secara keseluruhan, hasil penelitian yang telah dilakukan penulis ini menyumbangkan gagasan pada kemajuan bimbingan dan konseling khususnya pada bimbingan klasikal daring yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang membosankan oleh siswa. Sehingga secara tidak langsung akan membuat prestasi siswa meningkat karena semakin kuatnya motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal daring. Dinamika kelompok yang digunakan berkembang dengan semakin baik pula dengan tujuan utama yaitu membentuk karakter pribadi siswa yang kuat dan kokoh serta berprestasi tinggi. (*)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top