OPTIMALKAN PEMBELAJARAN DARING MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R DAN MEDIA VIDEO MAMPU MENINGKATKAN MOTIVASI, PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ”TEKS EKSPOSISI ADAT MANTU”

Print Friendly and PDF

OPTIMALKAN PEMBELAJARAN DARING MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R DAN MEDIA VIDEO MAMPU MENINGKATKAN MOTIVASI, PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ”TEKS EKSPOSISI ADAT MANTU”

Oleh : Pratiwi Indri Utami, S.Pd

Guru Bahasa Jawa SMKN 1 Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah

Pratiwi Indri Utami, S.Pd


        Mengutip pendapat Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan adalah sebuah proses pembudayaan sebagai usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi muda yang tidak hanya bersifat pemeliharaan, namun juga untuk memajukan dan mengembangkan kebudayaan menuju kearah keluhuran hidup kemanusiaan”. Sedangkan menurut Ahmad tafsir dalam buku (2008:26) “Pendidikan adalah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya. Pendidikan merupakan salah satu tempat yang dapat mewujudkan peningkatan sumber daya manusia sebagai tenaga terdidik dan peserta didik menjadi terampil”. Diantara beberapa faktor pendukung penting dalam  pendidikan adalah adanya seorang guru (pendidik).          

         Menurut UU Guru dan Dosen Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam hal ini guru sangat memegang peran penting dalam pendidikan nasional, karena guru merupakan ujung tombak peningkatan mutu sehingga harus mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional maupun global.

        Akibat badai pandemi Covid-19 pendidikan di Indonesia telah mengalami kemunduran beberapa langkah. Proses berlangsungnya pembelajaran melalui sitem daring online yang diterapkan oleh pemerintah menyisakan permasalahan sehingga mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. Pemerintah melalui Mendikbud mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (Covid-19) untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui daring online. 

       Menurut pasal 1 UU RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang SISDIKNAS, menjelaskan bahwa pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi dan media lain. Berdasarkan hal tersebut penggunaan smartphone atau gadget  di manfaatkan sebagai media atau sarana  dalam pembelajaran jarak jauh. Media merupakan alat bantu pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan kepada siswa supaya pembelajaran semakin menarik dan mudah diterima.  Media dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan mengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik  dalam  proses belajar mengajar berlangsung secara  efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6). 

       Tak bisa dipungkiri, bahwa penerapan pembelajaran jarak jauh secara daring online ini tak semudah yang dibayangkan, banyak kendala dan permasalahan pembelajaran yang harus dihadapi oleh guru maupun siswa. Diantaranya sinyal yang kurang stabil, sarana prasarana yang belum mendukung, sumber daya manusia yang belum siap dan lain sebagainya. Kondisi tersebut akhirnya berdampak pada rendahnya partisipasi dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga membawa pengaruh pada turunnya daya serap, aktifitas, keterampilan serta pemahaman terhadap materi yang disampaikan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan seorang guru yang benar-benar aktif, kreatif dan inovatif serta pandai menyesuaikan  pembelajaran sehingga siswa merasa nyaman dalam belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. 

        Penulis sebagai guru bahasa Jawa kelas XI PKM 4 semester gasal tahun pelajaran 2020/2021 di SMK Negeri 1 Mandiraja Banjarnegara dalam melakukan proses pembelajaran selalu mengembangkan suatu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Tindakan, observasi, refleksi terus dilakukan yang pada akhirnya, ditemukan satu formula pembelajaran yang tepat sehingga sasarannya, yakni peningkatan daya serap, pemahaman maupun prestasi belajar siswa. Ketika penulis menyampaikan materi tentang ”Teks Eksposisi Adat Mantu” memilih menerapkan metode SQ3R dan memanfaatkan media video sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Alasan pemilihan tersebut untuk memberikan variasi pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh sekaligus menarik minat siswa untuk tetap semangat dalam belajar. Karena akhir-akhir ini sering dijumpai beberapa siswa mulai bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran sehingga menurunkan aktifitas, daya serap, pengetahuan, pemahaman dan hasil belajarnya. Penurunan siswa selama ini diketahui setelah guru mengecek absen dan mengoreksi tugas sebelumnya, dari keseluruhan siswa kelas XI PKM 4 sebanyak 35 siswa hanya 71% siswa yang selalu aktif, disiplin sehingga mereka mampu memahami materi dan bisa menjawab soal dengan benar serta mendapatkan nilai rata-rata 86 melampaui batas minimal KKM. Sedangkan 29 % dari keseluruhan siswa lainnya masih perlu dimotivasi, dibimbingan lagi agar tidak ketinggalan. Dalam mengatasi masalah tersebut akhirnya penulis memilih metode SQ3R dan memanfaatkan video pembelajaran sebagai sarana dalam menyampaikan materi sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, aktif, kreatif menyenangkan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

       Metode SQ3R merupakan suatu prosedur belajar yang sistematik yang dikembangkan oleh F.P. Robinson pada tahun 1970. SQ3R sendiri kependekan dari Survey, Question, Read, Recite, dan Review (survey, pertanyaan, membaca, menceritakan, meninjau). Menurut (Suyatno,2009), metode  pembelajaran kooperatif tipe SQ3R adalah metode pembelajaran yang menggunakan strategi membaca dengan menugaskan peserta didik membaca bahan belajar secara seksama. Video merupakan media Audio visual yang menampilkan gerak (Sadiman, 2008:74). Sedangkan video yang digunakan penulis merupakan video pembelajaran yang telah dibuat sendiri dengan mengunduh dari berbagai sumber internet yang relevan dengan materi, kemudian oleh penulis diedit dibuat semenarik mungkin agar mudah dipelajari dan dipahami oleh siswa.

      Adapun langkah pembelajarannya yaitu: 1). Tahap persiapan, guru membuat, menyiapkan video dan sarana parasarana pembelajaran yang dibutuhkan. 2). Guru membuka pembelajaran melalui google meet diawali dengan doa, mengecek kehadiran, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3). Guru mulai menyampaikan poin-poin materi dan tampilan-tampilan dalam video siswa memperhatikan. 4). Guru membagikan video pembelajaran yang telah dibuat kepada siswa. 5). Tahapan survey, guru meminta siswa untuk untuk melihat tayangan video dengan seksama kemudian merangkum poin-poin penting. 6). Tahap Question, setelah siswa melihat tayangan video guru membimbing pembelajaran kemudian memberikan petunjuk kepada siswa untuk menyusun pertanyaan sesuai materi. 7). Tahap Reading, guru meminta  siswa membaca buku atau mencari sumber yang lain secara aktif untuk mencari jawabannya. 8). Tahap Recite, guru memberikan tugas dan meminta siswa untuk mengirim tugasnya sesuai waktu yang ditentukan. 9). Tahap Review guru mengadakan tanya jawab dan evaluasi. 10). Di akhir kegiatan, guru mengajak siswa untuk merangkum, memberikan penguatan, motivasi, apresiasi serta menyampaikan perlunya selalu  menjaga kesehatan dan 5M.

       Penerapan pembelajaran melalui metode SQ3R dan video pembelajaran dengan optimal telah membawa dampak positif bagi siswa. Metode ini mengajak siswa untuk terbiasa membaca, berpikir kritis dan menguasai materi sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi telah berdampak pada pada meningkatnya hasil belajar. Peningkatan ini dilihat dari keaktifan serta mengerjakan tugas yang telah diberikan melalui google form. Dari keseluruhan siswa kelas XI PKM 4 dengan jumlah 35 siswa, 100% telah mengikuti pembelajaran dengan aktif, disiplin sehingga mereka mampu menguasai, memahami materi serta menjawab soal-soal yang telah diberikan dengan mendapat nilai rata-rata 91 melampaui batas minimal KKM yang ditetapkan. Untuk itu tidak ada salahnya penulis mencoba mengajak para guru untuk mencoba menggunakan metode tersebut.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top