MODEL PBL BERBANTUAN APLIKASI GOOGLE MEET DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK MUATAN MATEMATIKA

Print Friendly and PDF

MODEL PBL BERBANTUAN APLIKASI GOOGLE MEET DAPAT MENINGKATKAN  HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK MUATAN MATEMATIKA


Oleh: Retno Wiratih

Guru SD Muhammadiyah  Program Khusus Pracimantoro, Wonogiri

Retno Wiratih

       Pembelajaran tematik terpadu adalah program pembelajaran yang berangkat dari satu tema atau topik tertentu dan kemudian dikolaborasikan dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai perspektif mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah. Pembelajaran tematik terpadu pada masa pandemi Covid-19 selama ini dilakukan secara daring dengan menggunakan mode sinkron terkadang juga asinkron. Aplikasi berbantu yang digunakan berupa google meet, google form dan lebih sering menggunakan aplikasi whats app dalam pengiriman tugas. Idealnya pelaksanaan pembelajaran daring sekaligus menjadi sarana bagi sekolah untuk mengembangkan keterampilan pembelajaran abad 21, diantaranya adalah keterampilan berfikir kritis dan penggunaan aplikasi berbasis internet dalam pembelajaran. 

       Siswa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran tematik harus dikondisikan dengan baik dan mampu merespon stimulus yang diberikan oleh guru agar mampu berfikir tingkat tinggi (HOTS). Sekolah telah mengupayakan peningkatan mutu guru dengan mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG), pelatihan dan diklat tertentu.

       Hasil pengamatan awal penulis terhadap proses pembelajaran belum nampak adanya keterampilan berfikir kritis terutama pada saat muatan Matematika. Nilai  rata-rata ulangan harian siswa pada muatan matematika baru mencapai 60,0. Hasil studi dokumen daftar nilai siswa menunjukkan bahwa prosentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada muatan matematika adalah 46,4 %. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengadakan pelatihan kepada guru dalam memanfaatkan aplikasi pembelajaran daring sehingga tujuan pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berfikir kritis bisa tercapai. Namun hasil yang dicapai belum maksimal karena guru belum maksimal dalam mengajar dan belum menerapkan pembelajaran yang berbasis HOTS. Berdasarkan hasil kajian pustaka dari beberapa jurnal penelitian ditemukan bahwa model Problem Based Learning (PBL) berbantuan aplikasi google meet ternyata mampu meningkatkan siswa berfikir kritis dan hasil belajar siswa juga bagus. 

       Dalam pembelajaran menggunakan model PBL menggunakan lima tahapan yaitu Tahap 1 (Orientasi siswa pada masalah). Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih. Tahap 2 (Mengorganisasi siswa untuk belajar). Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3 (Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok). Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan pemecahan masalah. Tahap 4 (Mengembangkan dan menyajikan hasil). Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5 (Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah). Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. 

       Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peningkatan hasil belajar pembelajaran tematik pada muatan matematika menggunakan model Problem Based Learning  (PBL) berbantuan aplikasi google meet di kelas 1B SD Muhammadiyah  Program Khusus Pracimantoro Tahun Pelajaran 2020 / 2021. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran tematik muatan matematika dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai observasi guru meningkat di siklus I sebesar 82,5 dan siklus II menajdi 87,5. Begitupun dengan hasil observasi siswa sebesar 78,8 di siklus I dan 86,3 di siklus II. Dalam proses pembelajaran guru dan siswa mampu menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

       Terdapat peningkatan hasil belajar pembelajaran tematik terutama pada muatan matematika di kelas 1B SD Muhammadiyah Program Khusus Pracimantoro setelah menerapkan model Problem Based Learning (PBL). Hal ini dilihat dari nilai rata-rata siswa pada pembelajaran tematik muatan matematika pada pra siklus sebesar 60,0 dengan persentase ketuntasannya 46,4 % meningkat menjadi 75,1 dengan persentase ketuntasan sebesar 71,4% di siklus II dan 90,0 dengan persentase 100% di siklus II. Pada muatan Bahasa Indonesia nilai rata-rata pada pra siklus sebesar 90,9 meningkat menjadi 96,4 dan meningkat lagi menjadi 97,1 pada siklus II. Persentase nilai ketuntasan pada muatan Bahasa Indonesia sudah 100 % dari sejak pra siklus sampai siklus II.  Pada muatan SBdP  nilai rata-rata pada pra siklus sebesar 91,4 meningkat menjadi 97,6 dan meningkat lagi menjadi 98,1 pada siklus II. Persentase nilai ketuntasan pada muatan SBdP sudah 100 % dari sejak pra siklus sampai siklus II. (*)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top