VARIASI PEMBELAJARAN MELALUI PENERAPAN METODE PQ4R MAMPU MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIFITAS, DAYA SERAP PENGETAHUAN DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO GIRIWOYO

Print Friendly and PDF

VARIASI PEMBELAJARAN MELALUI PENERAPAN METODE PQ4R MAMPU MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIFITAS, DAYA SERAP PENGETAHUAN DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO GIRIWOYO

Oleh : Desi Arum Sari, S.Pd

Guru IPS MTs Muhammadiyah 4 Tawangharjo Giriwoyo,Wonogiri Jawa Tengah

Desi Arum Sari, S.Pd


       Pendidikan merupakan tumpuan yang sangat penting dalam kemajuan sebuah bangsa terutama dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa. Besarnya peran pendidikan dalam kemajuan suatu bangsa inilah membuat pemerintah melakukan berbagai upaya demi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena hanya dengan pendidikan inilah seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan potensi diri serta bisa membentuk karakter pribadi menjadi baik.

       Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan dituntut untuk mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi secara maksimal. Di lingkungan sekolah keberadaan guru merupakan faktor terpenting karena merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan. Oleh sebab itu, ketika melaksanakan tugasnya seorang guru harus mampu menguasai jalannya pembelajaran saat mengajar di kelas.  

       Pembelajaran hakikatnya merupakan usaha sadar diri seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya), dalam rangka  mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran juga merupakan interaksi dua arah dari seorang  guru kepada siswanya, dan terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju suatu target yang telah di tetapkan sebelumnya (Trianto,2009:17). Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi siswa menjadi kompetensi sesuai yang diharapkan (Suryani dan Agung, 2012:1). 

       Siswa merupakan subyek yang memiliki kemampuan secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada siswa. Peran seorang guru saat pembelajaran di kelas sangatlah penting, guru harus mampu dalam memilih, menerapkan strategi maupun metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan agar pembelajaran mampu menarik minat siswa, efektif, aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan dan tujuan pembelajaran tercapai khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

       Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran ditingkat SMP yang mempelajari fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi yang berkaitan langsung dengan hal-hal yang dialami oleh siswa. Oleh sebab itu seorang guru harus pandai mengaitkan materi pelajaran dengan realita yang ada. (Dalam buku Pengertian dan Tujuan IPS/studi sosial, HIMA Sejarah Universitas Riau, 2012). Menurut Ace Binning & DH Binning, studi IPS ialah mata pelajaran yang menggunakan bahan ilmu sosial untuk mempelajari manusia dalam masyarakat pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Departemen Pendidikan Nasional (Pusat Kurikulum, 2006 :2007) mendefinisikan IPS sebagai berikut: “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya)".

       Dengan melihat kompleknya dan pentingnya materi IPS, maka ketika proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik siswa agar tercapai hasil belajar yang optimal diantaranya dengan cermat dalam memilih, menerapkan serta menyusun strategi pembelajaran. Interaksi guru dan murid pada saat proses pembelajaran memegang peran penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan materi disebabkan pada saat proses pembelajaran guru kurang membangkitkan perhatian dan aktifitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

       Penulis sebagai guru Mata pelajaran IPS di MTs Muhammadiyah 4 Tawangharjo Giriwoyo Wonogiri semester gasal tahun pelajaran 2020/2021 mencoba menerapkan metode ”PQ4R” ketika menyampaikan materi Interaksi Sosial dalam pembelajarannya. Penerapan ini dilakukan setelah melihat beberapa siswa terlihat malas, bosan, tidak aktif, tidak mempunyai motivasi saat pembelajaran dikelas serta tidak memahami materi yang diajarkan. Dampak dari permasalahan diatas  telah menurunkan hasil belajar maupun prestasinya. Hal ini terlihat setelah guru mengadakan ulangan harian dari keseluruhan siswa kelas VII sebanyak 30 anak hanya 78% yang mampu mendapatkan nilai 80 melampaui batas kkm, sedang 22% siswa masih dibawah kkm dan perlu bimbingan lagi. Solusi penulis dalam mengatasi masalah diatas yaitu dengan mimilih strategi yang dirasa pas dan tepat dengan materi yaitu dengan menerapkan metode PQ4R dalam pembelajarannya. Melalui metode tersebut siswa diajak untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Selain itu metode tersebut dapat meningkatkan motivasi, pengetahuan, pemahaman dan hasil belajar siswa.

           Menurut Slavin (2008:256) strategi atau metode PQ4R  merupakan strategi studi yang meminta siswa melihat sekilas (preview), menanyakan (question), membaca (read), merenungkan kembali (reflect)  mengungkapkan kembali (recite) dan mengkaji ulang (review) bahan. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang digunakan membantu siswa mengingat apa yang mereka baca.

       Adapun langkah dalam pembelajaran dengan menggunakan metode PQ4R yang telah dilakukan oleh penulis yaitu :  1). Tahap Preview, guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai KI KD kemudian guru memberikan bacaan kepada siswa sesuai materi. Guru memberi perhatian pada judul dan sub judul dan mengidentifikasi yang akan dipelajari. 2). Tahap Question, guru menyampaikan kepada siswa untuk memperhatikan makna dari bacaan, Siswa diberi tugas untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan (apa, mengapa, siapa, bagaimana). 3).  Tahap Read, guru memberikan tugas pada siswa untuk membaca dan menanggapi atau menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. 4). Tahap Reflect, siswa menginformasikan atau mensimulasikan materi yang ada pada bahan bacaan. 5). Tahap Recite, merupakan tahapan untuk mengingat, disini guru meminta siswa membuat inti dari seluruh pembahasan yang dipelajari saat ini. 6). Tahap Review, guru menugaskan siswa membaca intisari yang dibuatnya dari rincian ide pokok yang ada dalam benaknya kemudian siswa memusatkan perhatian pada pertanyaan dan jawaban yang diperoleh pada langkah sebelumnya.  

          Penerapan metode pembelajaran PQ4R ternyata telah membawa dampak positif yang luar biasa bagi siswa. Motivasi, keaktifan, keterampilan maupun daya serap dan pemahaman terhadap materi telah meningkat tajam. Keaktifan dan motifasi siswa ini bisa dilihat ketika seluruh siswa melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan semangat dan sunguh-sungguh sehingga daya serap penegtahuan dan pemahaman juga meningkat.  Peningkatan hasil belajar bisa dilihat dari hasil perolehan ulangan harian dari 30 siswa telah mencapai hasil 100% diatas kkm dengan nilai rata-rata 85, dan nilai terendah 70.

         Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran PQ4R dapat meningkatkan aktivitas, keterampilan pemahaman dan hasil  belajar. Tidak ada salahnya guru mengajak guru yang lain untuk menerapkan metode tersebut saat mengalami permasalahan yang sama.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top