BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA MATERI NARRATIVE TEXT MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

Print Friendly and PDF

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA MATERI NARRATIVE TEXT MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

Oleh: Tatik Dwi Jayanti

Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 6 Majenang, Cilacap Jawa Tengah

Tatik Dwi Jayanti


       Pendidikan merupakan suatu salah satu modal mendasar bagi pembangunan sebuah bangsa. Menurut Abdul Majid (2012:4) Pendidikan merupakan wahana untuk membawa bangsa dan negara menjadi maju dan terpandang  dalam pergaulan  bangsa di dunia internasional. Sedangkan menurut  Ahmad tafsir dalam buku (2008:26) Pendidikan adalah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya. Pendidikan merupakan salah satu tempat yang dapat mewujudkan peningkatan sumber daya manusia sebagai tenaga terdidik dan peserta didik menjadi terampil.

       Dalam penyelenggaraannya, pendidikan tidak lepas dari keterlibatan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik yang di wujudkan dalam interaksi belajar mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri siswa. Menurut Winkel dalam (Nurrahma, 1991:14) Belajar menghasilkan suatu perubahan tingkah laku keterampilan, kemampuan dan kecakapan serta perubahan-perubahan aspek-aspek lainnya yang ada pada diri siswa  yang melakukan kegiatan belajar. Permendikbud  nomor 81 A  tahun 2013 tentang implementasi kurikulum, lampiran IV pedoman umum pembelajaran menyebutkan bahwa secara prinsip kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang diperlukan  dirinya untuk hidup dan bermasyarakat.

      Seiring dengan tanggung jawab sebagai guru professional, maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru dituntut  untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. Dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang optimal diperlukan kecermatan guru memilih dan menerapkan serta menyusun strategi pembelajaran. Tujuannya adalah pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, serta  tujuan akhir  yang diharapkan dapat dikuasai  oleh semua peserta didik (Sanjaya, 2011:2006).

       Meningkatnya angka positif penyandang Covid-19 diberbagai pelosok tanah air memaksa pemerintah masih tetap menyelengaraan pendidikan melalui pembelajaran jarak jauh secara daring online. Hal ini demi menghindari penularan virus covid varian baru yang penularannya semakin  cepat dan mematikan. Alasan itulah pemerintah tetap memberlakukan pembelajaran jarak jauh secara daring online. PJJ merupakan suatu metode pembelajaran dimana pengajaran terjadi secara terpisah dari proses belajar sehingga komunikasi antara tenaga pengajar dan siswa difasilitasi dengan bahan cetak, media elektronik dan media-media yang lain (Moore,1973). Pembelajaran daring  atau pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka melalui platform yang telah tersedia. (www.kompasiana. com). Dalam pembelajaran secara daring ini mau tidak mau pembelajaran ‘dipaksa’ untuk memanfaatkan  fasilitas berupa media IT. Banyak pendidik mulai  memanfaatkan media sosial seperti Whatts App (WA), telegram, Google Classroom, Google Meet, Microsoft Team dan lain-lain.  Ditinjau  dari beberapa sisi penggunaannya dalam pembelajaran, sejatinya  media ini memang tidak bisa menggantikan kedudukkan pendidik  secara utuh dalam pembelajaran tatap muka, namun  saat ini fasilitas tersebut  sangat membantu untuk tetap melaksanakan pembelajaran secara daring.

       Tidak bisa dipungkiri saat  pembelajaran jarak jauh ini diterapkan telah mengalami kemunduran beberapa langkah diantaranya motivasi belajar yang hilang, kebosanan dalam belajar, tingkah laku atau sopan santun yang semakin terkikis sedikit demi sedikit dan sebagainya. Dalam penyampaian materi pelajaran banyak siswa yang mempermasalahkan  tentang keluhan gagalnya memahami materi yang disampaikan lewat daring karena beberapa faktor. Hal tersebut akhirnya menjadi sesuatu yang menjemukan yang akhirnya menjadi salah satu penyebab hasil atau nilai siswa dalam penguasaan materi pelajaran kurang maksimal. 

          Disinilah kehadiran dan peran seorang guru sangat dibutuhkan dalam mengembangkan ilmu pengetahua dan kemampuannya melaksanakan pembelajaran yang menarik, aktif, kreatif, menyenangkan agar tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Salah satunya guru harus pandai dalam memilih dan menerapkan strategi, metode maupun media pembelajaran  dengan tepat. Metode  menurut sudjana adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Metode mengandung unsur prosedur yang disusun secara teratur  dan logis  serta dituangkan dalam suatu rencana kegiatan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian bahwa unsur-unsur metode mencakup prosedur, sitematik, logis, terencana dan kegiatan untuk  mencapai tujuan (Sudjana, Metode dan teknik Pembelajaran Partisipasi Bandung: Falah Production,2001.hlm.7).

          Penulis sebagai guru mata pelajaran bahasa Inggris kelas IX Semester Gasal tahun pelajaran 2020/2021 di SMPN 6 Satu Atap Majenang, Cilacap, menjumpai masalah saat menyampaikan materi ”Narrative Text” pada pertemuan pertama. Ketika guru menyampaikan materi pembelajaran secara daring sering menjumpai beberapa siswa sudah mulai jenuh dan malas dalam mengikuti pembelajaran maupun mengumpulkan tugas belajarnya, sehingga kondisi ini berdampak pada penurunan aktivitas, pengetahuan, pemahaman maupun hasil belajarnya. Kenyataan penurunan hasil belajar tersebut dapat dilihat ketika guru mengecek tugas mengerjakan soal yang diberikan setelah pertemuan pertama selesai. Dari keseluruhan siswa kelas IX sejumlah 28 anak,baru 76% siswa yang aktif, disiplin mengikuti pembelajaran sehingga mereka mampu mengerjakan dengan benar karena menguasai materi dan mendapatkan nilai rata-rata 86 melampaui batas KKM. Sedangkan 24% dari keseluruhan siswa belum mampu mengikuti pembelajaran dengan baik dan menurun hasil belajarnya. Kondisi penurunan siswa diatas membuat keprihatinan  penulis, sehingga mempunyai keingginan untuk merubah dari situasi tersebut kedalam situasi pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan dan meningkatkan hasil belajarnya. Usaha dalam mengatasi masalah tersebut penulis merubah strategi pembelajaran dengan menerapkan metode Picture and Picture, dengan tujuan agar siswa tertarik untuk belajar sehingga bisa membangkitkan motivasi, aktivitas, pengetahuan pemahaman maupu  hasil belajarnya. 

        Menurut Agus Suprijono (2009:2005), Model pembelajaran Picture and Picture adalah model belajar yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, kreatif dan menyenangkan. Model pembelajaran Picture and Picture ini juga diartikan sebagai sebuah model pembelajaran yang memanfaatkan gambar yang ada didalamnya terdapat aktivitas untuk memasang atau mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis. Gambar-gambar inilah yang digunakan sebagai media inilah yang berperan penting dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran daring ini penulis memanfaatkan media power point sebagai sarana menyampaikan tampilan-tampilan gambar yang menarik dan telah disesuaikan dengan materi.

            Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran dengan metode picture and picture antara lain: 1). Melalui Googgle meet guru membuka pelajaran dengan berdoa, menyapa, mengecek kehadiran serta menyampaikan kompetensi KI KD dan indikator pencapaian. 2). Guru menyajikan materi sebagai pengantar kemudian memotivasi siswa dan menginformasikan proses pembelajaran yang akan berlangsung. 3). Melalui power point guru mulai menampilkan gambar-gambar yang menarik yang telah di buat sedemikian rupa yang relevan dengan materi. 4). Guru meminta siswa untuk mengamati, menyimak dengan seksama, menirukan kemudian mencatat poin-point penting maupun kesulitan yang belum dipahami. 5). Melalui Googgle meet guru menunjuk siswa secara bergiliran untuk memasangkan  atau mengurutkan berbagai gambar menjadi urutan yang logis sesuai tujuan pembelajaran dan meminta siswa memberikan alasannya. 6). Berdasarkan alasan urutan gambar tersebut. Guru mulai menanamkan konsep atau materi, sesuai kompetensi yang ingin dicapai. 7). Guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan bersama,memberi penguatan, motivasi, apresiasi serta selalu meningatkan siswa untuk selalu menjaga kesehatan dan 5 M.

       Penerapan metode Picture and Picture diatas telah merubah pembelajaran daring yang semula menjenuhkan berubah  menjadi pembelajaran yang aktif kreatif dan menyenangkan. Karena dalam  prakteknya pembelajaran ini menuntut seluruh siswa untuk aktif terlibat dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan. Semua siswa termotivasi dalam mengikuti setiap tahapan-tahapan pembelajaran karena menarik, menantang dan menyenangkan. Dengan keaktifan siswa tersebut ternyata berdampak pada peningkatan pengetahuan, penguasaan materi, pemahaman, keterampilan maupun hasil belajarnya. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat setelah guru mengkoreksi hasil tugas yang telah diberikan kepada siswa. Dari keseluruhan kelas IX dengan jumlah 28 siswa telah 100% mereka mampu menguasai dan memahami materi sehingga mendapatkan nilai rata-rata 90 melampaui batas KKM. Tidak ada salahnya penulis mengajak guru yang lain untuk mencoba menggunakan model pembelajaran Picture and Picture.




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top