MENULIS ANEKDOT MENJADI MENYENANGKAN DENGAN MENGAMATI VIDEO

Print Friendly and PDF

MENULIS ANEKDOT MENJADI MENYENANGKAN DENGAN MENGAMATI VIDEO

Oleh: Anita Vika Sugiharti, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK Negeri 4 Surakarta

Anita Vika Sugiharti, S.Pd


    Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta didik dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
     Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki kekhasan tersendiri karena memiliki tujuan utama menyiapkan peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran di SMK yaitu pembelajaran pada pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja. Meski demikian guru tetap harus dituntut menemukan model yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran adalah pendekatan saintifik.
     Pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, prosedur, hukum atau prinsip, melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik simpulan, dan mengomunikasikan. Salah satu langkah dalam pendekatan saintifik adalah mengamati.
     Mengamati adalah kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihatan (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa alat  bantu. Kegiatan mengamati merupakan kegiatan awal dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif kegiatan mengamati adalah mengamati video.
     Pada umumnya, pembelajaran yang mengacu pada buku teks membuat siswa merasa jenuh atau bosan. Untuk mengatasi masalah itu dalam langkah mengamati, penulis menggunakan media video untuk menimbulkan minat dan ketertarikan siswa pada materi anekdot. Sebab materi anekdot merupakan materi baru dalam pelajaran Bahasa Indonesia tingkat X. Banyak siswa belum memahami apa itu anekdot.
     Teks anekdot merupakan cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti.  Salah satu cara efektif memudahkan siswa memahami anekdot adalah dengan cara menayangkan contoh video anekdot dalam kegiatan mengamati pada materi anekdot.  Dengan menayangkan video membuat siswa tertarik mengenai pembelajaran materi anekdot.
     Dalam buku Bahasa Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2017 edisi revisi dalam materi anekdot  tertulis D. Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan. Salah satu cara menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda. Tentu saja juga menggunakan gaya penceritaan yang berbeda. Namun, penulisan ulang ini tetap harus memerhatikan kebahasaan dan strukturnya.
     Dalam menyusun teks anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu yaitu menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan para siswa dalam belajar menulis anekdot.
     Dengan mengamati video membuat siswa antusias dalam menulis anekdot. Sebab siswa merasa senang yang menjadi titik awal mereka menulis anekdot. Hasil tulisan para siswa menjadi tepat kalaupun belum benar-benar tepat setidaknya konsep anekdot sudah mereka pahami yaitu berisi kritikan, singkat, lucu, dan mengesankan.
     Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran anekdot dapat menggunakan media yang beragam untuk menyiasati siswa agar tidak bosan dan menumbuhkan minat para siswa dalam menulis anekdot. Salah satu media yang bisa digunakan adalah dengan menyaksikan tayangan video. Selain menarik video juga dapat dengan mudah diunduh dari internet maupun media sosial. Tetapi yang harus tetap diperhatikan ketika memilih video tetap berpedoman non-SARA (Suku Agama Ras Antar golongan). (*)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top