Devilia Jadi Peserta Termuda Scouting Skills Kwarda Jateng 2019

Print Friendly and PDF

Devilia (membawa tas kresek) peserta termuda Scouting Skill Kwarda Jateng 2019

Devilia Jadi Peserta Termuda Scouting Skills Kwarda Jateng 2019

Solo-majalahlarise.com-Devilia Romadoni Putri Srikusumawati, mahasiswa DKV ISI Surakarta menjadi satu-satunya delegasi dari Racana Ganesha-Saraswati Pramuka ISI Surakarta yang dibina oleh Kak Ranang Agung Sugihartono dan menjadi peserta termuda dalam Scouting Skills Kwarda Jateng 2019 yang diselenggarakan Sabtu sampai Senin (14-16/12/2019) bertempat di kampus 2 ISI Surakarta, Mojosongo.

Devilia Romadoni Putri Srikusumawati yang saat ini membina Pramuka di SD Madyotaman menceritakan Kursus Keterampilan Kepramukaan (Scouting Skills) Binwil Surakarta diikuti para pembina se-Jawa Tengah. Sebanyak 42 peserta dari berbagai kwarcab yang ada di daerah Jawa Tengah.

"Saya sungguh beruntung bisa bertemu dengan para senior yang ahli dalam bidang kepramukaan dan memberi materi yang dikupas secara tuntas dengan metode yang sangat mudah dipahami serta memberikan kesan yang luar biasa," paparnya.

Lebih lanjut dikatakannya, hari pertama tanggal 14 Desember 2019, seluruh peserta berkumpul di salah satu SD di daerah Ngemplak Solo. Peserta melakukan upacara bendera bersama-sama, sebagai ujian atau tantangan pertama Scouting Skills Course adalah membawa tas ransel (carrier) yang beratnya luar biasa, sekitar 15 kilogram. Semua peserta bertanya-tanya apa saja di dalamnya sampai seberat itu.

“Saya pun tertawa saat mengangkat ransel tersebut, bagaimana tidak, badan dan tas tersebut jauh lebih berat daripada tas yang saya bawa saat berangkat," kenang Devilia.

Saat upacara terik matahari yang sangat panas menambah tantangan, serta menjaga iman untuk tetap kuat dan sabar saat membawa ransel. Dalam hal ini, ujian yang tidak diperkirakan sebelumnya adalah mengendong tas ransel yang dibawa saat upacara dimulai. Serentak semua peserta menjadi superhero pembawa carrier. Di pertengahan upacara ada salah satu peserta yang mengundurkan dari barisan karena tidak kuat membawa beban yang begitu berat.

“Aku dengan sekuat tenaga sok kuat juga berdiri siap sedia dengan tas yang ada di punggungku. Dalam hati bergumam semakin panas pinggangnya dan leher semakin linu apalagi kaki, karena sambutan yang begitu lama menjadi awal tantangan yang luar biasa bagi kami," ungkapnya.

Devilia yang asli Ponorogo ini menjelaskan semua barang yang sudah ditentukan panitia harus dibawa termasuk kompor dan beberapa bekal untuk memenuhi asupan di esok harinya.

Tantangan kedua, peserta memperoleh materi tentang Peta Topografi, untuk memecahkan lokasi perjalanan menuju bivak pertama.

Tantangan berikutnya, setelah memasuki lokasi bivak pertama yang berada di kawasan hutan kampus ISI Surakarta, peserta harus mendirikan bivak sesuai kelompok dan mendapat arahan dari Kak Mung Mulyono (Kepala Pusdiklatda Jateng), lalu meneruskan materi Pionering (simpul, jerat, ikatan dasar yang diaplikasikan ke dalam kegiatan perkemahan). Selanjutnya materi Botani dan Zoology praktis, yaitu cara mencari air dan membuat api, serta Kompas yang diberikan oleh Kak Agus Widodo HS (Kapusdiklatcab Klaten) dan Kak Tyo Aditya Wisaksono (Sekretaris Pusdiklatda Jateng).

Selain itu, ada materi tentang Peta Pita (peta perjalanan) dan menaksir berapa tinggi, lebar, luas, serta berat dan beberapa sandi oleh Kak Hari Widarto (Pelatih Pusdiklatda Jateng).

Selain materi-materi tersebut, seluruh peserta mendapatkan tantangan untuk bertahan hidup dengan mencari tanaman-tanaman yang ada di hutan kampus dan mengkonsumsinya.

Peserta juga tidur di dalam bivak yang sudah didirikan, karena kebetulan cuaca memasuki musim penghujan. Malam harinya hujan deras dan peserta tetap berteduh di dalam bivak, saling membantu dan berbagi tempat untuk berteduh di dalamnya. Bivak-nya tembus air sehingga barang-barang milik peserta banyak yang basah termasuk sepatu dan seragam. Akan tetapi, hal itu tidak menurunkan semangat mereka untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang berikutnya.

Hari berikutnya, peserta pindah ke bumi perkemahan di dekat dengan Pagoda, tantangan demi tantangan hidup di alam terbuka, untuk makan malamnya peserta mendapat ayam hidu yang harus diolah dengan keterbatasan bahan yang dibawa.

"Ini pengalaman yang masih teriang-iang sampai detik ini. Bagaimana tidak seumur hidup saya belum pernah menyembelih ayam serta menghilangkan bulu ayam apalagi mengobrak-abrik isian dalam ayam. Sampai-sampai tidak tega untuk memakan daging ayam tersebut. Ini sangat menyedihkan, akan tetapi sangat berkesan," kenang Devilia.

Bagaimanapun itu salah satu cara untuk bertahan hidup di alam terbuka untuk memangsa hewan untuk memenuhi asupan makanan.
Hari terakhir, peserta saling bertukar informasi dan bercanda ria karena sejatinya di dalam kepramukaan itu harus selalu siap sedia dan ceria.

Di dalam kegiatan Scouting Skills ini banyak sekali ilmu dan pengalaman yang diperoleh, seperti toleransi, kerja sama, gotong royong, dan memecahkan berbagai persoalan dalam pembinaan kepramukaan terutama di daerah Jawa Tengah.

Pengalaman berharga tersebut akan ditularkan kepada anak didik pramuka di sekolah masing-masing yang mereka bina di daerahnya. (Sofyan)



1 komentar:


Top