Klinik Penulisan Artikel Jurnal Univet Menembus Scopus Memasuki Tahap III

Print Friendly and PDF

Narasumber, Guru Besar IAIN Surakarta yang juga merupakan Reviewer Jurnal Internasional. Prof. Dr. Teguh Budiharso, M.Pd. saat memaparkan materi penulisan artikel jurnal. 


Klinik Penulisan Artikel Jurnal Univet Menembus Scopus Memasuki Tahap III

Sukoharjo-majalahlarise.com-Klinik Penulisan Artikel Jurnal Univet Menembus Scopus yang diikuti dosen perwakilan dari prodi se-Univet sudah memasuki tahap III yakni peningkatan organisasi substansi dan atur tulisan. Dalam klinik penulisan artikel jurnal tahap III ini menghadirkan narasumber, Guru Besar IAIN Surakarta yang juga merupakan Reviewer Jurnal Internasional. Prof. Dr. Teguh Budiharso, M.Pd. Jumat (19/7/2019) bertempat di ruang seminar Gedung H lantai 3 kampus setempat.

Prof. Dr. Teguh Budiharso menyampaikan bobot penulisan artikel itu berat maka harus menguasai proses menulisnya, pengembangan metode penelitian, dan memenuhi standar penulisan artikel di Scopus.  Selain latihan perlu pemahaman mendalam proses menulis artikel.

"Kesulitan yang dihadapi peserta bobot penulisan artikel kira-kira 30 persen syaratnya mulai dari kriteria judul, pendahuluan, metode, hasil penelitian, anasisnya pada umumnya keterpenuhannya antara 60 persen itu sudah bagus," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya penyebab ditolaknya artikel biasanya ada pada bagian metode. Jika tidak akurat metode mempengaruhi hasil tidak jelas dan kesimpulan juga tidak jelas. Selain itu, kualitas bahasa Inggris harus akademik Inggris.

"Setelah judul kita akan menulis abtrak. Ada yang ketat menetapkan analisis. Secara umum jurnal di abstrak menetapkan 150 kata pada umumnya maksimum 200 kata sebagian ada yang menetapkan 300 kata dengan format berbeda. Supaya aman buat 150-200 kata. Dalam isi abstrak ada tujuan, metode, hasil, pada umumnya ada yang menambahkan kesimpulan dan originalitas," paparnya.

Kemudian, Prof. Teguh Budiharso menambahkan manfaat yang diperoleh  jika artikel masuk jurnal terindeks Scropus yaitu penulis memiliki Scopus Id tulisannya tersebar seluruh dunia dan diakui, meningkatkan akreditasi lembaga.

"Di Indonesia ada calon Doktor wajib menulis di Scopus kalau tidak menulis tidak boleh ujian. Calon profesor harus punya tulisan di Scopus kalau tidak nulis tidak bisa usul naik pangkat profesor. Lektor ke Lektor Kepala juga harus memiliki tulisan yang diterbitkan di jurnal internasional ini manfaat bagi penulis. Sedangkan bagi lembaga secara otomatis tulisan itu diakui oleh Kemenristek Dikti untuk meningkatkan akreditasi lembaga baik akreditasi program studi maupun universitas," jelasnya.

Sementara itu, Ketua panitia klinik, Dewi Kusumaningsih disela-sela kegiatan mengatakan pada tahap ketiga berupa peningkatan organisasi, substansi dan alur penulisan.

"Tahap keempat yang dilakukan editing style, substansi, bahasa, copyediting, proofreading dan publishing. Rencananya dilaksanakan di Hotel Indah Palace Tawangmangu selama dua hari, tanggal 23 dan 24 Agustus 2019," jelasnya. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top