Peran dan Tantangan Perguruan Tinggi Hadapi Revolusi Industri 4.0

Print Friendly and PDF

Prof. Dr. Eddy Pratomo saat menyampaikan orasi Dies Natalis ke-39 Unisri Surakarta. 
Peran dan Tantangan Perguruan Tinggi Hadapi Revolusi Industri 4.0

Solo-majalahlarise.com-Sumber Daya Manusia (SDM)  di Indonesia sebagian besar tidak memahami bagaimana Industri 4.0 yang sudah mulai hadir secara pesat saat ini, dalam sendi perekonomian Indonesia. Rendahnya pemahaman SDM di Indonesia ini berjalan lurus dengan munculnya ketimpangan antara kemampuan SDM lokal dan SDM asing yang mulai ikut dalam arus revolusi di Industri 4.0 di Indonesia. Selain itu, belum banyaknya pendidikan formal yang secara khusus menyiapkan SDM di bidang ini.

Hal itu diungkapkan, Guru Besar Hukum Internasional, Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Eddy Pratomo dalam Orasi Dies Natalis ke-39 Universitas Slamet Riyadi Surakarta yang mengangkat tema"Peran Perguruan Tinggi Dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia Dalam Menghadapi  Era Revolusi Industri 4.0". Jum'at (21/6/2019) bertempat di Auditorium kampus setempat.

"Ketidaksadaran ini menyebabkan sebagian besar SDM Indonesia hanyalah sebagai pengguna dan bukan pelaku," terangnya.

Lebih lanjut dikatakan, World Economic Forum pada tahun 2018, memproyeksikan pada empat tahun ke depan 75 juta pekerjaan akan berubah,  dan 133 juta pekerjaan baru akan muncul sebagai hasil dari perkembangan teknologi.

"Hal ini tentunya perlu diwaspadai oleh Indonesia, melihat SDM yang berlimpah namun belum seluruhnya memiliki bekal kemampuan dan keahlian di bidang digitalisasi dalam menghadapi era revolusi Industri digital 4.0," ucapnya.

Menurutnya, sejumlah upaya yang dapat dilakukan Perguruan Tinggi untuk meningkatkan perannya yaitu perlu dibuat mata kuliah khusus mengenai Information and Communication Technologi (ICT).  Jika sudah ada, maka perlu diperdalam untuk dapat lebih memahami perkembangan teknologi baru seperti Internet of Things (IoT), mesin kecerdasan buatan atau Artifacial Intelligence (AI), sistem fisik-siber, dan cloud computing.

"Mahasiswa masa depan perlu memahami cara menangani teknologi secara holistik, memiliki keahlian manusiawi seperti empati dan inovasi serta kemampuan berpikir kritis. Perguruan tinggi harus dapat menyediakan sarana dan prasarana pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut," paparnya.

Sementara itu, Rektor Unisri, Prof. Dr. Ir. Sutardi, MAppSc dalam sambutan menyampaikan beberapa hal yang telah direncanakan dan akan direalisasikan bersama Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Slamet Riyadi Surakarta adalah Pembentukan beberapa Lembaga dan Pusat Pengembangan yang diharapkan mampu mendukung kinerja Universitas untuk menyongsong Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) yang akan dievaluasi bulan Nopember 2019 mendatang dan juga Pemeringkatan Perguruan Tinggi secara Nasuonal sebagai tolok ukur kinerja dan reputasi Perguruan Tinggi.

"lnsya Allah atas dukungan dan kerja keras segenap Sivitas Akademika Unisri mampu mewujudkan reputasi dan nilai serta ranking atas," harapnya. (Sofyan)




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top