Penerapan Manajemen Resiko SDM BPR Belum Terbiasa Berpikir Konseptual

Print Friendly and PDF

Ir. Zinsari, MBA dari Zpro Consulting Jakarta, direncanakan menjadi narasumber workshop Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). 

Penerapan Manajemen Resiko SDM BPR Belum Terbiasa Berpikir Konseptual

Solo-majalahlarise.com-Pesakom (Paguyuban Pemegang Saham dan Komisaris) Soloraya siap menggelar workhsop Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Demikian diungkapkan Sie Humas Pesakom Soloraya, Suharno, dalam rilisnya, Minggu (16/6/2019).

Workshop akan diselenggarakan selama dua hari, Rabu dan Kamis (19-20/6/2019) di Paragon Solo Hotel. Menghadirkan narasumber Ir. Zinsari, MBA dari Zpro Consulting Jakarta.

"Narasumber pak Zinsari mewanti-wanti agar Direksi,  Komisaris dan  Pejabat Eksekutif fungsi Manajemen Risiko hadir secara langsung agar bisa memahami dan menerapkan manajemen resiko secara benar," ungkap Suharno.

Lebih lanjut, Suharno,  memaparkan pengamatan narasumber, Zinsari, bahwa selama ini banyak BPR hanya mengirim pegawainya saja yang ikut pelatihan, padahal untuk bisa menetapkan kebijakan, prosedur dan limit risiko, Direksilah yang seharusnya bertanggung jawab.

Disisi lain sebagian besar Pejabat Ekekutif yang diangkat oleh BPR umumnya belum memiliki wawasan dan pemahaman yang cukup terkait dengan pilar maupun parameter risiko yang harus dikelolanya.

"Sementara itu, Dewan Komisaris dalam tugasnya melakukan pengawasan dan pengarahan kepada Direksi juga diwajibkan oleh OJK berperan aktif dalam mengevaluasi dan mengawasi penerapan kebijakan manajemen risiko," ungkap Suharno mengutip pesan, Zinsari selaku narasumber.

Pesakom Soloraya menargetkan workshop diikuti 100 peserta dari Soloraya, DIY dan Jateng dan beberapa peserta dari berbagai kota besar di Indonesia.

"Kami optimis target peserta akan teraih karena workshop sangat aplikatif dan dikaji secara mendalam dengan menekankan materi pada penyiapan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko. Serta penilaian profil risiko dengan menggunakan aplikasi," pungkas Suharno. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top