Halal Bi Halal 1440 H Keluarga Besar SMAN 1 Pracimantoro

Print Friendly and PDF

Ustadz Gatot Tri Widodo saat menyampaikan tausyiah halal bi halal. 

Keluarga besar SMAN 1 Pracimantoro saat  mengikuti halal bi halal.
Halal Bi Halal 1440 H Keluarga Besar SMAN 1 Pracimantoro

Wonogiri-majalahlarise.com-Halal bi halal sebagai sarana mempererat silaturahmi sekaligus saling bermaafan diantara sesama manusia seusai menjalankan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh. Kegiatan halal bi halal ini juga diselenggarakan oleh keluarga besar SMA Negeri 1 Pracimantoro. Rabu (12/6/2019). Bertempat di Rumah Makan Masakan Jawa Saraswati,  Wonogiri.

Ketua panitia, Warsito dalam laporannya menyampaikan banyak terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada bapak dan ibu beserta keluarga yang sudah hadir melonggarkan waktu disela-sela kesibukan.

"Acara halal bi halal penting karena sudah beberapa tahun tidak melaksanakan. Berkat kerjasama dan dukungan semua pihak bisa melaksanakan. Kami mengucapkan banyak terimakasih pada teman-teman yang sudah berkerjasama dan kerja keras," terangnya.

Pihaknya berharap semoga halal bi halal keluarga besar SMAN 1 Pracimantoro meningkatkan ukhuwah silaturahmi yang dapat meningkatkan kinerja dalam kedinasan maupun di luar kedinasan.

Kepala SMAN 1 Pracimantoro, Drs. Nursahid, M.Pd mengatakan kegiatan silaturahmi sangat penting untuk mempererat tali persaudaraan dan memiliki banyak manfaat diantaranya mempermudah jalan selamat menuju surga.

"Seperti sabda Rasulullah bahwa orang akan dipermudah selamat ke surga jika orang itu selalu memberi salam, memberi makan orang miskin, sholat ketika orang-orang sedang tidur atau sholat tahajud dan menyambung silaturahmi. Dengan silaturahmi akan panjang umur dan banyak rejeki," paparnya.

Ustadz, Gatot Tri Widodo dalam tausyiah inti halal bi halal menyampaikan seusai melaksanakan ibadah puasa ramadhan perlu dilakukan koreksi diri yang diumpamakan puasa ulat dan puasa ular.

"Puasa ulat itu seusai puasa akan membawa dan membekas kebaikan. Sedangkan puasa ular akan tetap sama karakternya tidak ada perubahan karakternya. Oleh karena itu puasa harus menjadikan diri lebih baik tidak hanya sekedar mendapatkan haus dan lapar," terangnya.

Lebih lanjut pihaknya mengingatkan tentang kematian datang sewaktu-waktu. Oleh karena itu cepat bertaubat dan berbuat kebaikan menuju ketakwaan.

"Tanda kematian itu umur ditambah, nikmat dikurangi dan semakin tua. Sakit apapun bisa jadi pintu menuju kematian. Kalau kita masih takut mati berarti dosa kita masih banyak. Oleh karena itu kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat," jelasnya.

Gatot menambahkan hal yang paling berat dilakukan dalam hidup ini yakni mempertahankan dan istikhomah dalam menjalankan ibadah, kesabaran dan ketakwaan sampai mati.

"Semoga kita semua mati dalam keadaan keimanan dan beramal sholeh atau khusnul khotimah. Orang yang berbuat dosa maupun kesalahan haruslah langsung minta maaf kepada Allah maupun kepada manusia," harapnya. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top