Songsong Era 4.0, SD Muhamamdiyah PK Kottabarat Hadirkan Profesor UNS

Print Friendly and PDF

Narasumber guru besar FKIP UNS, Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si. saat menyampaikan materi workshop menyongsong era 4.0

Songsong Era 4.0, SD Muhamamdiyah PK Kottabarat Hadirkan Profesor UNS

Solo-majalahlarise.com-Sejumlah 40 guru SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo mengikuti workshop peningkatan kompetensi guru yang berlangsung di sekolah setempat, Sabtu (30/3/2019). Workshop tersebut mengangkat tema "Kesiapan Pendidikan Dasar Menyongsong Revolusi Industri 4.0" dan menghadirkan narasumber guru besar FKIP UNS, Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si.

Kegiatan diawali dengan pemaparan sejarah revolusi industri di dunia, mulai dari revolusi industri 1.0 hingga revolusi industri 4.0 sekarang ini. Menurut pemaparannya bahwa salah satu ciri khas revolusi industri 4.0 adalah banyaknya penggunaan sistem siber untuk membantu dan menggantikan peran manusia dalam dunia kerja. Ia menyampaikan salah satu keterampilan yang harus dimiliki untuk mempersiapkan generasi ke depan adalah keterampilan berfikir analisis.

Keterampilan analisis dapat dicapai apabila sekolah melaksanakan pembelajaran HOTS (High Order Thinking Skill). Melalui pembelajaran HOTS peserta didik akan terbiasa menghadapi permasalahan yang komplek dan mencari solusi atas permasalahan tersebut. Pembelajaran HOTS dapat dilaksanakan dengan maksimal apabila semua komponen dapat terlibat, mulai dari guru, orang tua, dan peserta didik.

“Guru harus mulai mengubah metode atau model pembelajaran yang mengarah ke pembalajaran HOTS,” ungkap Prof. Sajidan.

Diskusi berkembang sampai pada teknis model dan metode pembelajaran yang direkomendasikan untuk menghadapi era tersebut. Di samping itu juga dikupas mengenai keterampilan-keterampilan siswa yang bisa terus dikembangkan berdasarkan talenta peserta didik.

"Orang-orang yang kreatif dan original sangat berpeluang menjadi sukses di era 4.0 saat ini," ujarnya.

Salah satu peserta workshop Wahyu Widodo, menyampaikan tentang tantangan yang dihadapi dalam menerapkan pembelajaran HOTS di kelas 1. Ia mengungkapkan pengalamannya ketika peserta didik merasa kesulitan menghadapi soal HOTS pada saat ulangan semester. Ia sering menjumpai kesenjangan antara anak yang satu dengan yang lain dalam memahami soal – soal tersebut sehingga diperlukan pengulangan dalam membaca soal.

"Mengajarkan peserta didik kelas bawah untuk berpikir analitis memang bukan perkara mudah, perlu tahapan-tahapan tertentu, tetapi harus dilakukan karena tuntutan perkembangan zaman yang semakin komplek," katanya.

Kegiatan workshop diakhiri dengan penegasan Prof. Sajidan tentang pentingnya literasi dalam menunjang pembelajaran HOTS. Keterampilan literasi harus ditanamkan pada anak – anak sejak usia awal sekolah sehingga generasi ke depan siap menjadi aktor dalam era revolusi industri 4.0. (Sofyan)




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top