Takoyaki Mas Keenand Dulu Hobi Sekarang Jualan Sendiri

Print Friendly and PDF

Yoppy Syarial saat berjualan Takoyaki Mas Keenand di kawasan car fee day Solo.

Takoyaki Mas Keenand
Dulu Hobi Sekarang Jualan Sendiri

Solo-majalahlarise.com-Berawal dari hobi makan Takoyaki atau makanan dari gurita dan tepung goreng ini menjadikan Yoppy Syahrial begitu sapaannya mampu menjalankan usaha menjadi penjual Takoyaki sejak dua tahun lalu yang diberi nama Takoyaki Mas Keenand.

"Dulu itu iseng membuat Takoyaki sendiri belajar secara otodidak melalui internet dan membeli Takoyaki yang dijual pedagang di Solo. Saya rasakan semua tahu mana yang enak dan mana yang tidak. Dari situ saya meracik bumbu sendiri yang tepat lewat coba-coba untuk produk saya sendiri," papar Yoppy disela kesibukannya sebagai dosen Fakultas Ekonomi Univet Bantara Sukoharjo. Selasa (5/3/2019).

Pria asli Solo ini menceritakan modal yang dikeluarkan mengawali usaha jualan Takoyaki sebesar satu juta rupiah untuk membeli peralatan seperti meja, kompor gas satu set beserta gas, mmt dan lainnya serta bahan-bahan pembuat Takoyaki.

Saat disinggung mengenai pembagian waktu jualan dan tugas di kampus, Yoppy menerangkan, waktu berjualan mulai pukul 16.00 WIB sampai 22.00 WIB hari Senin sampai Sabtu sedangkan hari Minggu berjualan di kawasan car free day.

"Saya jualannya di garasi rumah, memanfaatkan ruang yang ada bikin warung kecil. Saya ingin menunjukkan ke semua orang bahwa untuk memiliki bisnis kuliner tidak perlu menyewa ruko atau punya karyawan. Tempat yang kecil bisa kita optimalkan. Saya sudah buktikan menggunakan garasi," terangnya.

Mengenai pemasaran produk Takoyaki, menurut Yoppy menggunakan media sosial, mendaftarkan ke aplikasi go food dan mengikuti berbagai penyelenggaraan event untuk memperkenalkan produk Takoyaki ke orang banyak.

"Saya tidak menyangka pembeli itu juga dari Gemolong. Mungkin buka aplikasi go food yang terdekat di Manahan di situ ada pemesanan dari Gemolong jadi saya buka jualannya di rumah Manahan," ujarnya.

Untuk pengembangan usaha kedepan, pihaknya akan menjalin kerjasama membuat sistem franchise paket.
Disamping itu upaya pemasaran yang lain menggunakan pemasaran lewat sosial media.

"Setiap pelanggan yang pernah beli pasti masuk ke dalam database kami karena orang beli sambil nunggu jadi kita kasih angket untuk mengisi data angket nomor telepon dan sebagainya. Data base ini untuk menjalin kedekatan antara penjual dan pelanggan serta menginformasikan produk baru yang dijual," paparnya.

Saat ditanya penghasilan yang diperoleh setiap harinya, pria yang membimbing kewirausahaan mahasiswa ekonomi ini mengaku rata-rata pendapatan antara 400 ribu rupiah sampai 600 ribu rupiah per hari.

"Kalau hari Minggu jualan di car free day pagi pukul 06.00 sampai 09.00 WIB penghasilan rata-rata 300 ribu sampai 400 ribu rupiah," ujarnya.  (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top