Irwanto Raih Diseminasi Sampai Anugerah Konstitusi

Print Friendly and PDF

Irwanto saat mengukuti ajang Anugerah Konstitusi 2018 di Jakarta. 
Irwanto Raih Diseminasi Sampai Anugerah Konstitusi

Wonogiri-majalahlarise.com-Bersama Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Wonogiri, Guru SD Negeri 1 Ngelo Jatiroto Wonogiri, Irwanto, S.Pd bercerita mengenai perjalanan karir sebagai guru hingga sebagai 6 besar oleh Kesharlindung dan berhak mewakili Kemendikbud di Grand Final Anugerah Konstitusi 2018 yang diselenggarakan Mahkamah Konstitusi.

“Dulu, saya bukan siapa-siapa. Itu memang wajar adanya karena saya hanya seorang guru di sebuah sekolah yang letaknya di pinggiran Kabupaten Wonogiri. Namun, sekarang saya menjadi guru yang aktif dalam kegiatan literasi dengan prestasi-prestasi yang cukup membanggakan,” tutur Irwanto kepada majalahlarise.com belum lama ini.

Pria yang pernah menjadi GTT di daerah Ngepungsari ini mengaku perjuangan menjadi guru bukanlah hal mudah. Dimulai dari kesulitan keluarga membiayai studi hingga penolakan-penolakan sekolah saat melamar dengan membawa map berisi ijazah D2. Keikhlasan dalam bekerja sebagai GTT di sekolah tersebut membuat dia mengerti bagaimana menjadi guru yang baik secara performance dan administratif. Namun, nasib baik masih berpihak padanya.

“Alhamdulillah tidak lama setelah menjadi GTT, saya dapat diterima sebagai CPNS di Kabupaten Wonogiri lewat tes umum 2008,” ujarnya.

Sejak 2009 sampai 2017, semuanya nampak biasa saja, tak ada suatu yang spesial dalam karir atau prestasinya. Ajakan salah satu teman bergabung dengan IGI merupakan babak baru dalam karir dan prestasinya.

“Tahun 2017, IGI Wonogiri mengadakan kegiatan pelatihan SAGUSAKU angkatan 1. Dalam kegiatan tersebut, hadir founder SAGUSAKU, Noerbadriyah. Dia mengajak guru-guru peserta pelatihan untuk aktif berliterasi dan mewujudkan karya berupa buku. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Mampuono yang memperkenalkan menemu baling--menulis dengan mulut membaca dengan telinga. Hah, kok bisa? Hal ini membuat saya makin geregetan dan penasaran dengan apa saja yang dilakukan oleh IGI. Selain itu, ada pula Pimred Maghza Pustaka, Iqbal Dawami yang memotivasi kami untuk tulis, tulis dan tulis agar semua ide dapat tertuang, meski tidak nyambung tetap tulis dulu," terangnya.

Lebih lanjut, dikatakannya selama dua bulan pembimbingan online buku, buku yang pertama dapat terbit membawanya keajang skala internasional GESS ke Jakarta. Tidak hanya itu saja, Eko Siswanto selaku ketua panitia SAGUSAKU Angkatan 1 juga membagikan tautan lomba Diseminasi Nasional Literasi Tahun 2017.

“Saya sebagai finalis telah merasa bangga dan merasa mendapat prestasi yang luar biasa, mengingat peserta lain ternyata merupakan finalis nasional dari Olimpiade Guru, Guru Berprestasi, Guru Berdedikasi, maupun Peraih nilai UKG tertinggi. Setelah momen Diseminasi Nasional Literasi tersebut, komunikasi saya dengan IGI tidak terputus. Bahkan, saya semakin intens dalam bertukar pikiran dan gagasan. Di tahun 2018, berkat bantuan kawan-kawan IGI, saya mampu mencapai peringkat 2 Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Wonogiri," ucapnya.

Kemudian, Irwanto mengikuti lomba Anugrah Konstitusi 2018 dan ditetapkan sebagai finalis Anugerah Konstitusi dari kesharlindung.

"Saya tidak menyangka jerih payah saya dan tentunya bantuan rekan-rekan IGI membuahkan hasil. Saya ditetapkan sebagai 6 besar oleh Kesharlindung dan berhak mewakili Kemendikbud di Grand Final Anugerah Konstitusi 2018 yang diselenggarakan Mahkamah Konstitusi," katanya.  (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top