Ceramah Ilmiah Peningkatan Mutu PTS dan Pengawasan Univet Bantara Sukoharjo

Print Friendly and PDF

Inspektur Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum saat menyampaikan ceramah ilmiah peningkatan mutu PTS. 

Ceramah Ilmiah Peningkatan Mutu PTS dan Pengawasan Univet Bantara Sukoharjo

Sukoharjo-majalahlarise.com-Era revolusi industri 4.0 memerlukan perubahan pemikiran yang besar bagaimana dosen mempersiapkan diri dengan mengikuti pola-pola revolusi industri yang lebih banyak menggantungkan pada hal sifatnya digital internet.

Kedepan diharapkan perguruan tinggi mampu mengembangkan IT dan dosen mempunyai orientasi pada IT serta kurikulum didesain yang berorientasi pada dunia usaha dan industri yang tidak hanya mengantarkan mahasiswa sekedar tenaga S1.

Hal itu disampaikan Inspektur Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum dalam ceramah ilmiah dan sosialisasi peningkatan mutu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan pengawasannya. Jum'at (11/1/2019) di lantai 3 Gedung H Kampus Univet Bantara Sukoharjo.

Lebih lanjut dikatakan, lulusan perguruan tinggi hanya mengandalkan kepintaran saja tidak cukup tapi pintar juga memiliki softskill bagus. Sebab kepintaran sekarang mendukung 20 persen dan 80 persen itu softskill.

"Pendidikan kita masih banyak yang berorientasi pada hardskill. Kita dorong hardskill dikurangi softskill ditambah. Contoh softskill bagaimana melakukan negosiasi, mediasi yang baik, memimpin rapat yang baik, cara usul yang baik, desain cara perencanaan yang baik, cara komunikasi publik speaking yang baik," jelasnya.

Terkait peran Kemenristek Dikti mendorong perguruan tinggi meraih akreditasi A, Jamal Wiwoho menyampaikan melalui LLDIKTI telah melakukan fungsi pengawasan, pengendalian dan pembinaan yang berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan perguruan tinggi salah satu parameternya akreditasi.

"Tidak banyak perguruan tinggi yang terakreditasi A sampai saat ini 85 yang terakreditasi A dan tidak terakreditasi lebih banyak.  Maka dalam sistem pembinaan LLDIKTI mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan. Dari Akreditasi B ke A yang melakukan pembinaan Direktur Pembinaan Kelembagaan Dikti dengan parameternya 9 standar akreditasi berkolaborasi dengan Direktur Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi," paparnya.

Dalam sambutan pembukaan, Ketua YPPP Veteran Sukoharjo,  Bambang Margono mengapresiasi kegiatan itu dalam rangka peningkatan kualitas Univet Bantara Sukoharjo.

"Yayasan sampai saat ini sudah mengeluarkan anggaran 3,8 milyar untuk memacu peningkatan fasilitas dan sarana prasarana perkuliahan. Pembenahan ruang kuliah, laboraturium di semua program studi dan pembangunan gedung. Fasilitas ini dimanfaatkan mahasiswa sebaik-baiknya sebagai bekal siap kerja," ujarnya.

Sementara itu, Rektor Univet Bantara Sukoharjo, Prof. Dr. Ali Mursyid, WM, diwakili Wakil Rektor II, Dra. Dewi Susilowati, M.Pd menyampaikan kegiatan ini Univet dapat mengetahui dan bisa melaksanakan kiat-kiat meningkatkan mutu dan kualitas 6 Fakultas, 21 program studi dan satu program pasca sarjana S2. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top