Workshop Pembelajaran Berbasis Hots SMP Muhammadiyah PK Kottabarat

Print Friendly and PDF

Pembicara Prof. Dr. rer. nat. Sajidan Pakar Pendidikan menyampaikan tentang pembelajaran berbasis Hots.
Guru SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Solo saat foto bersama narasumber Prof. Dr. rer. nat. Sajidan. 

Workshop Pembelajaran Berbasis Hots SMP Muhammadiyah PK Kottabarat

Solo-SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta meningkatkan kompetensi tenaga pengajar tentang Pembelajaran Berbasis Hots dalam Menghadapi Era Revolusi 4.0 dengan menggelar workshop selama dua hari. Jumat-Sabtu (28-29/12/2018) di sekolah setempat.

Aryanto selaku Humas SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta, kepada wartawan mengatakan kurang lebih 28 guru dan karyawan terlibat dalam kegiatan workshop tersebut.

Ia pun menambahkan pada Jumat (28/12) terdapat dua materi workshop yaitu Pembinaan dari Ketua Majlis Dikdasmen PDM Kota Surakarta, Drs. H. Tridjono. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan ice breaking dalam mengajar.

Sedangkan pada Sabtu (29/12) para guru meningkatkan kompetensinya tentang pembelajaran Hots (High Order Thinking Skill) bersama pembicara Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si., Pakar Pendidikan UNS Solo. Dalam kesempatan tersebut, para guru diajak untuk mengonsep pembelajaran abad 21 karena generasi sekarang ini sudah generasi milenial.

"Pembelajaran kita jangan pembelajaran abad 20. Generasi usia ini adalah generasi milenial. Mereka dituntut untuk lebih high thinking skill. Anak-anak mari kita ajak untuk menganalisis bacaan atau materi," jelas Sajidan.

Kenapa perlu pembelajaran abad 21, lanjutnya, karena keterampilan abad 21 di Indonesia masih jauh dari harapan. Maka ia menyampaikan tentang pemberdayaan. Pemberdayaan itu menggali potensi dan mengembangkannya.

"Anak-anak kita lahir sudah memiliki potensi Hots dari orang tua secara genetika. Dengan pembelajaran abad 21 yang indikatornya adalah 4 C (Creative, Critical Thinking, Comunicator, Colaborative), Literasi, PPK ( Program Pengembangan Karakter), dan Hots yang dikemas dengan model serta pendekatan saintifik maka kita bisa melahirkan generasi milenial yang bisa jadi pemimpin ataupun pengusaha. Kalau generasi muda tidak Hots maka bukan menjadi potensi pembangunan tetapi penghambat atau bahkan penonton di bangsa sendiri," paparnya. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top