Kesiapan Sistem Keuangan Syariah Hadapi Revolusi Industri 4.0

Print Friendly and PDF


Prof. Volker Nienhaus memaparkan materi tentang sistem keuangan syariah beserta tantangannya hadapi revolusi industri 4.0.

Kesiapan Sistem Keuangan Syariah Hadapi Revolusi Industri 4.0

Surabaya-majalahlarise.com-Program Studi (Prodi) Sarjana Ekonomi Syariah STIE Perbanas Surabaya bekerjasama dengan BI Institute dari Bank Indonesia menyelenggarakan International Public Seminar. Jumat (14/12/ 2018. Bertempat di Auditorium kampus 1 STIE Perbanas Surabaya, Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya.

Kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-5 pada tahun 2018 ini mengusung tema “The Readiness of Islamic Finance Facing the Industrial Revolution 4.0”. Lebih dari 300 peserta pun hadir, mulai dari praktisi, akademisi, peneliti, hingga mahasiswa.

Ketua Prodi Sarjana Ekonomi Syariah, Dr. Wiwik Lestari, M.Si., menuturkan program ini selaras dengan misi yang dibangun oleh prodi yang dinaunginya. Sekarang, lulusan Ekonomi Syariah harus disiapkan untuk menghadapi perubahan yang berkiblat pada Revolusi Indutri 4.0. Dengan kata lain, kegiatan ini bertujuan untuk membekali kompetensi masyarakat umum, khususnya di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk lulusan Sarjana Ekonomi Syariah. Bahkan, mereka didorong untuk menghadapi segala macam tantangan dengan sistem ekonomi dan keuangan syariah yang berbasis digital.

Untuk itu, pembicara yang dihadirkan pun seorang Anggota Dewan Pengawas dari FWU AG di Munich, Jerman, (Member of the Supervisory Board of FWU AG in Munich, Germany), Prof. Volker Nienhaus. Selama kurang lebih 2 jam, pihaknya memaparkan sistem keuangan syariah berserta tantangannya di skala internasional.

Ditemui usai acara, Prof. Volker menyatakan potensi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia cukup besar. Hal itu perlu diselaraskan dengan perkembangan digital. Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan perlu hadir dalam kondisi tersebut. Bahkan, bisa diadakan pelatihan yang bersifat pertukaran informasi lintas negara. ”It's good opportunity but maybe this could be strangers of exchange and practice,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua STIE Perbanas Surabaya, Dr. Yudi Sutarso, S.E., M.Si., mengatakan tantangan bidang ekonomi syariah, kaitannya dengan kontrak dapat Ekonomi Syariah dapat dikatakan complicated sehingga diperlukan smart contract. Oleh karena itu, pendidikan STIE Perbanas Surabaya saat ini mengarah pada Education 4.0. ”Kuncinya satu adalah digitalisasi dan kedua adalah internet,” pungkasnya. (Eko/Sofyan)




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top