Kuliah Umum Watimpres, Mayjen Pol (Purn.) Sidarto Danusubroto

Print Friendly and PDF

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Mayjen Pol (Purn) Drs. Sidarto Danusubroto, SH saat menyampaikan kuliah umum di STIE Perbanas Surabaya.

Cegah dan Lawan Paham Radikalisme

SURABAYA-majalahlarise.com-Masyarakat perlu memahami pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam membangun proses demokrasi di Indonesia. Akan tetapi, beberapa waktu terakhir ini, penerapan nilai-nilai Pancasila tampak mengalami kemunduran. Hal tersebut memicu sistem demokrasi yang ada di Indonesia.

Menyikapi keadaan itu, STIE Perbanas Surabaya membekali mahasiswanya agar memahami pentingnya nilai Pancasila dan Demokrasi dengan menggelar Kuliah Umum ”Pancasila dan Demokrasi di Indonesia”. Kamis (6/9/2018). Bertempat di Ruang Auditorium Kampus 1 STIE Perbanas Surabaya.

Kegiatan ini diikuti ratusan mahasiswa setempat dan menghadirkan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Mayjen Pol (Purn.) Drs. Sidarto Danusubroto, S.H.

Ketua STIE Perbanas Surabaya, Dr. Lutfi, M.Fin., mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna dari Pancasila dan demokrasi. “Saya berpesan, khususnya kepada para mahasiswa agar memanfaatkan momen ini untuk memahami lebih dalam tentang pentingnya nilai Pancasila dan demokrasi. Bagaimana kita ini berdemokrasi yang baik, bagaimana kita memiliki pandangan yang berbeda, tetapi tujuannya satu, yakni menjadikan negara kita ini semakin makmur, maju, dan sejahtera,” papar Dr. Lutfi, M.Fin.

Sementara itu, Mayjen Pol (Purn.) Drs. Sidarto Danusubroto, S.H., kepada peserta kuliah umum menyampaikan negara Indonesia bisa bersatu karena adanya Pancasila. Keberagaman budaya, suku, ras, hingga agama bisa bersatu karena adanya sikap toleransi yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila. Pihaknya menegaskan bahwa Pancasila lawannya adalah radikalisme. Oleh karena itu, pemerintah perlu mencegah beredarnya paham-paham radikalisme yang masuk di masyarakat, kampus-kampus, hingga lembaga pemerintah. Jadi, saat ini perlu mengembalikan jati diri bangsa Indonesia.

”Kalau saya mau bilang Indonesia ini bangunan, pondasinya Pancasila, tiangnya Undang-Undang Dasar, atapnya NKRI, dan penghuni rumah itu Bhineka Tunggal Ika,” tegas Sidarto Danusubroto.

Di samping itu, perkembangan zaman yang berbasis teknologi ini merupakan tanggung jawab bersama. Pihaknya mengajak bahwa semua lintas stakeholder harus siap untuk menghadapi perubahan. Mahasiswa pun harus siap mengikuti era digital yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. (Eko/Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top