Peringati HAN RS. Indriati Adakan “Kita dan Thalassemia

Print Friendly and PDF

Michelle Khunhle ikut memeriahkan acara "Kita dan Thalassemia" bersama anak-anak penderita thalassemia se-Solo Raya. 
Peringati HAN RS. Indriati Adakan “Kita dan Thalassemia”

Sukoharjo-majalahlarise.com-Memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2018, RS Indriati mengadakan acara dengan tajuk “Kita dan Thalassemia”. Acara mengundang anak penderita thalasemia dari Wilayah Solo, Wonogiri, Boyolali, Sragen, dan sekitarnya itu dimeriahkan oleh Michelle Kunhle, yang mengajak anak anak untuk bernyanyi bersama. Sabtu (21/7/2018)
     Puti Sani selaku Public Relation Officer RS Indriati menyampaikan tujuan diselenggarakan acara itu agar anak penderita thalassemia juga merasakan tema GENiUs (tema Hari anak Nasional 2018) yaitu Gesit, Simpati, Berani, Unggul & Sehat. Sekaligus menginformasikan bahwa RS Indriati sudah membuka pelayanan Thalasemia.
     Terkait thalasemia, Dokter spesialis anak dan Konsultan, dr. Muhammad Riza SpA (K) menjelaskan pola penyakit masyarakat Indonesia dalam waktu 25 tahun berubah.
Pada era 90-an angka kematian tertinggi berasal dari penyakit menular, tetapi pada 2015 angka kematian tertinggi justru berasal dari penyakit tidak menular (PTM) atau noncommunicable diseases. Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa dari 56 juta kematian yang terjadi di dunia, sebanyak 38 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh atau PTM.
     Secara umum PTM dapat disebabkan oleh aspek genetik, psikologi, lingkungan dan kebiasaan. Penyakit genetik yang terbanyak di Indonesia salah satunya adalah thalassemia.Thalassemia adalah suatu kelainan genetik darah dimana terjadi ketidakseimbangan produksi globin yang akan mengakibatkan anemia dengan berbagai derajat keparahan.
     Menurut data dari Perhimpunan Orangtua Thalassemia Indonesia (POPTI) Pusat pada tahun 2017 didapatkan 8031 penderita thalassemia di Indonesia. Sedangkan data POPTI Surakarta terdapat 169 penderita thalassemia di Surakarta.
     "Terapi suportif dengan pemberian transfusi darah yang teratur dapat mengurangi komplikasi anemia dan eritropoesis yang tidak efektif, membantu pertumbuhan dan perkembangan selama masa anak-anak dan memperpanjang harapan hidup pada penderita thalassemia," jelasnya.  (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top