Pemuda Desa Gumiwang Lor Dilatih Tanggap Bencana

Print Friendly and PDF

Tim PMI Kabupaten Wonogiri saat memaparkan materi tanggap bencana kepada para pemuda desa Gumiwang Lor, Wuryantoro.

Pemuda Desa Gumiwang Lor Dilatih Tanggap Bencana

Wonogiri-majalahlarise.com-Pemuda Desa Gumiwang Lor Kecamatan Wuryantoro mendapat pelatihan tanggap darurat bencana dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Wonogiri. Pelatihan yang mengangkat tema Pemuda Tanggap Bencana ini diikuti 36 peserta dari Karang Taruna se-Desa Gumiwang Lor. Sabtu (14/7/2018) bertempat di aula kantor Kepala Desa Gumiwang Lor.
     Dalam sambutan pembukaan pelatihan, Plt Kepala Desa Gumiwang Lor, Ukir Sumedi mengajak pemuda sebagai generasi menerus bangsa untuk lebih peduli terhadap lingkungan Gumiwang Lor yang secara geografis wilayahnya berbukit-bukit rawan terhadap bencana longsor, angin topan.
     “Melalui pelatihan ini saat bencana yang tidak bisa diduga dan tidak bisa mengelak karena kondisi geografis, adik-adik segera bertindak jangan sampai lebih cepat dari yang tua. Karena tenaga orang tua juga sudah berkurang. Saya berharap ikuti pelatihan ini dengan serius, sungguh-sungguh tapi tidak tegang,” terangnya.
     Di tempat yang sama, Ketua Siaga Bencana (SIBAT) Gumiwang Lor, Supriyono menjelaskan pelatihan yang didanai dana desa ini untuk melatih pemuda menjadi relawan siaga bencana. Sibat yang saat ini anggotanya sudah 30-an orang sejak dibentuk empat tahun yang lalu belum melibatkan semua anggota karang taruna.
     “Sibat dibentuk dari sukarelawan perwakilan dusun. Sibat berinisiatif membuat kegiatan ini untuk melibatkan semua pemuda dalam tanggap bencana yang dilatih oleh tim PMI kabupaten Wonogiri yaitu mas Agung Cahyoko dan Daryanto,” ujarnya.
     Dalam pemaparan materi, Daryanto memberi apresiasi dan ucapan terima kasih kepada pemerintah desa Gumiwang Lor mendukung dan memfasilitasi terselenggaranya pelatihan tanggap bencana. Pihaknya berharap pelatihan tidak hanya dilaksanakan satu kali saja. Sebab dalam pelatihan tanggap bencana perlu waktu lama.
    “Setelah pelatihan ini para peserta berada di garis depan relawan melakukan pertolongan. Saat menolong tidak harus mengangkat korban. Menghubungi PMI, Dinas Penanggulangan Bencana  maupun instransi terkait juga merupakan pertolongan,” ungkapnya.
     Sementara itu, staf PMI Wonogiri, Agung Cahyoko memaparkan tanggap bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah seperti anggapan kebanyakan masyarakat. Namun tanggap bencana itu juga tanggungjawab masyarakat yang ada di daerah yang terkena bencana.
     “Jika kita sudah tanggap bencana maka kita akan menjadi sahabat bencana dengan melaporkan dan solusi aksi. Untuk itu kita harus paham istilah bahaya, kerentanan, kapasitas, resiko, bencana,” katanya.
     Lebih lanjut, dijelaskan bahaya yakni fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia kehilangan harta benda, kehilangan mata pencaharian, kerusakan lingkungan, tanah longsor, banjir, gempa, letusan gunung api,” tuturnya. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top