1156 Siswa SMP Pecahkan Rekor MURI Deteksi Scoliosis di RS Orthopedi Prof Soeharso

Print Friendly and PDF

Senior Manager MURI, Sri Widayati saat menyerahkan penghargaan Rekor MURI kepada Direktur Utama RS Ortopedi (RSO) Prof. dr. Soeharso, Dr. dr. Pamudji Utomo.
Ribuan siswa SMP se Soloraya saat mengikuti pemeriksaan massal deteksi dini skoliosis

1156 Siswa SMP Pecahkan Rekor MURI Deteksi Scoliosis di RS Orthopedi Prof Soeharso

SUKOHARJO-majalahlarise.com-Rumah Sakit Ortopedi (RSO) Prof. dr. R. Soeharso berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam Pemeriksaan Massal Deteksi Dini Skoliosis kepada Pelajar Terbanyak. Rekor MURI ke 8366 pecah pada Jumat (23/3), di RSO dengan diikuti sebanyak 1.156 pelajar dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) se Soloraya.
    "Pemecahan rekor pemeriksaan scoliosis baru pertama kali dilakukan di Indonesia, dengan melibatkan 1.156 pelajar SMP. Awalnya yang dilaporkan 1000 pelajar, ternyata melebihi target." ungkap Senior Manager MURI, Sri Widayati saat menyampaikan hasil catatan rekor MURI, Jumat (23/3).
    Direktur Utama RS Ortopedi Prof. dr. R. Soeharso, Dr. dr. Pamudji Utomo mengatakan pemeriksaan dini skoliosis ini bertujuan untuk mengetahui sejak dini adanya kelainan pada tulang belakang. Disamping itu, pemeriksaan dini juga menjadi usaha promotif dan preventif skoliosis pada generasi yang akan datang.
     "Tujuan utama mempersiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) di masa datang agar lebih berkualitas. Jadi dengan deteksi dini, harapannya kita bisa menangani sejak awal dan tidak perlu operasi," jelas Dr Pamuji.
     Dijelaskan pula bahwa scoliosis cukup banyak terjadi pada masa kini dan sudah bisa terdeteksi diusia remaja. Bila terdeteksi lebih awal maka akan mudah ditangani.
     Dari hasil pemeriksaan, diketahui ada 93 remaja yang positif mengalami scoliosis atau tulang bengkok berbentuk S.
"Kami akan memberikan rujukan bagi siswa yang positif scoliosis agar ditangani sedini mungkin. Untuk pengobatannya bisa menggunakan BPJS dengan fisioterapi," imbuh Dr Pamuji.
     Ditambahkan dr Retno Setianing, Kabid Pelayanan RSO, cukup banyak pasien scoliosis di RSO yang terlambat penanganannya. Apalagi kelainan tulang ini lebih banyak diderita oleh perempuan, karena pengaruh dari hormon.
     "Sebenarnya siapapun bisa melakukan deteksi dini scoliosis, yakni dengan membungkuk dan dilihat apakah ada sudut miring antara dua bahu dan punggung. Bisa dengan perabaan juga. Kalau ada kelainan akan terlihat tidak simetris." kata Dr Retno.
     Bila mendapat kelainan tersebut, dr Retno menyarankan segera diperiksakan. Tidak perlu ada operasi, yang penting ada monitoring, sampai umur 19-20 tahun, karena pada umur tersebut pertumbuhan tulang sudah maksimal. (Ade/Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top