Bank Sampah Badran Bakti Utomo Wuryantoro Wonogiri

Print Friendly and PDF

Rumah pengelolaan sampah dan bank sampah Badran Bakti Utomo

Pekerja saat mengelola sampah organik menjadi pupuk organik

Joko Maryanto (Ketua Pengelola dan Bank Sampah) menunjukan pupuk organik hasil olahan sampah organik
Dari Sampah Jadi Berkah

Wonogiri-majalahlarise.com-Persoalan sampah menjadi persoalan masyarakat yang tidak pernah kunjung ketemu penyelesaiannya. Walau begitu persoalan sampah ini jika diatasi dan dikelola dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan keuntungan bahkan bisa menjadi sumber penghasilan hidup masyarakat. Permasalahan sampah ini dapat diatasi jika ada kesadaran dari masyarakat.
     Mengenai permasalahan sampah ini, warga lingkungan Wuryantoro Kidul  Rt. 04/Rw. 01 Kelurahan  Wuryantoro Kecamatan Wuryantoro mendirikan bank sampah yang diberi nama bank sampah Badran Bakti Utomo. Walaupun pengelolaan sampah belum maksimal, namun keberadaan bank sampah ini sudah mulai dirasakan manfaatnya.
     “Dulu sepanjang jalan raya di depan SMK Gajah Mungkur, SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro, utara jembatan Cengkal banyak dibuang sampah. Sampah berserakan di pinggir jalan. Sejak ada bank sampah yang kami dirikan bersama warga, sampah yang berserakan tersebut udah dapat teratasi,” ungkap Ketua Rt. 04/Rw. 01 Kelurahan Wuryantoro sekaligus Ketua bank sampah Badran Bakti Utomo, Joko Maryanto saat berbincang dengan majalahlarise.com belum lama ini.
     Dikatakannya, manfaat yang dirasakan oleh warga di lingkungan Rt menambah pendapatan dana kas Rt. Selain itu, masyarakat bisa bekerja dan hasil sampah olahan berupa pupuk organik dijual kepada petani kebun sayur.
     “Adanya bank sampah ini kita mendapatkan dua keuntungan yakni sampah dari konsumen dipilah-pilah sampah organik dibuat pupuk dijual 1 kantong plastik dijual lima ribu rupah. Sedangkan sampah non organik ada plastik dan kertas bisa diolah atau dijual lagi,” terangnya.
     Bank sampah yang baru berdiri satu tahun ini mendapatkan bantuan dari Presiden Joko Widodo yang digunakan untuk pengembangan tempat dan peralatan. Begitu pula dari Dinas Lingkungan Hidup memberikan bantuan alat transportasi motor dan mesin pencacah plasik.
     “Kami mendirikan bank sampah ini awalnya modal pas-pasan. Pertama beli rumah iuran warga 50 ribu rupiah. Ada 40 kepala keluarga terkumpul 2 juta rupiah. Meminjam uang untuk membeli mobil. Kami melakukan pengambilan sampah ke rumah-rumah, rumah makan maupun instansi yang dijadikan pelanggan. Mereka memberi iuran 20 ribu per KK sedangkan iuran instansi bervariasi ada 100 ribu ada juga 130 ribu per bulan. Sekarang sudah ada 150 pelanggan yang teratasi sampahnya,” papar Joko.
     Ditemui di ruang kerjanya, Camat Wuryantoro, Drs. Purwadi Hardosaputro mengatakan keberadaan bank sampah Badran Bakti Utomo mendukung sekali program penanganan sampah dan bisa menjadi contoh yang baik bagi  daerah lain agar sampah yang selama ini menjadi persoalan bisa menjadi berkah bagi masyarakat.
     “Program penanganan sampah sudah ada himbauan dari Pemerintah Kabupaten agar setiap Desa dan Kelurahan membentuk bank sampah. Kami juga sudah menjelaskan kepada masyarakat bahwa setiap keluarga bisa mengelola sampahnya dengan baik sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan diri sendiri,” terangnya. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top