CB Magazine »
Pendidikan
»
Pemberdayaan Perempuan Melalui Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
Pemberdayaan Perempuan Melalui Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
Posted by CB Magazine on Sabtu, 23 September 2017 |
Pendidikan

![]() |
Bambang Sugiri, Mahasiswa Pasca Sarjana (S3) Universitas Sebelas Maret Surakarta |
Solo - majalahlarise.com - Salah satu bentuk pemberdayaan perempuan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi berupa pelatihan ketrampilan entrepreneurship bagi kelompok perempuan pemanfaatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Pelatihan yang diberikan merupakan bentuk pemberdayaan agar kelompok perempuan pemanfaat SPP tersebut mampu mengembangkan pinjaman modal yang mereka terima untuk menopang kegiatan ekonomi keluarga.
Pelatihan ketrampilan entrepreneurship diberikan sebagai salah satu program pendampingan untuk mengembangkan usaha ekonomi yang ditekuni sehari-hari yang pada gilirannya dapat menyelesaikan kewajiban angsuran pinjaman yang mereka peroleh melalui SPP tepat pada waktunya.
Hal tersebut terungkap pada Sidang Senat Terbatas program Doktor penyuluhan pembangunan/pemberdayaan masyarakat, ujian terbuka Disertasi mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Bambang Sugiri yang berjudul Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Ketrampilan Entrepreneurship Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Rabu (13/9).
Dalam Desertasinya, Bambang menjelaskan kecamatan Bendosari, kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kecamatan yang menjadi target dari PNPM Mandiri Pedesaan dan salah satunya telah dibentuk SPP yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan yang ada di kecamatan tersebut.
"Hasil kegiatan pelatihan ketrampilan entrepreneurship dalam pemberdayaan perempuan bagi pemanfaatan SPP di UPK Bendosari adalah mampu memunculkan inisiatif pemanfaatan, munculnya partisipasi untuk ikut kegiatan, adanya kemampuan mengadopsi hasil pemberdayaan, dan muncul kemampuan leadership," jelasnya.
Faktor-faktor pendukung kegiatan tersebut, menurut Bambang meliputi motivasi yang tinggi untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan harkat martabat keluarga. Dukungan dari pengurus UPK di Kecamatan maupun di Kelurahan. Dukungan permodalan. Adanya dukungan dan kerjasama antara Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan lembaga pemerintahan desa dan lembaga-lembaga lain di tingkat desa/kelurahan.
"Faktor-faktor penghambat meliputi meliputi adanya sikap sebagian masyarakat yang tradisional, masih adanya ketergantungan yang tinggi, masih adanya rasa kurang percaya diri yang tinggi, hubungan sosial yang kurang optimal dan faktor sumber daya manusia,"' ungkapnya. (Sofyan)
Pelatihan ketrampilan entrepreneurship diberikan sebagai salah satu program pendampingan untuk mengembangkan usaha ekonomi yang ditekuni sehari-hari yang pada gilirannya dapat menyelesaikan kewajiban angsuran pinjaman yang mereka peroleh melalui SPP tepat pada waktunya.
Hal tersebut terungkap pada Sidang Senat Terbatas program Doktor penyuluhan pembangunan/pemberdayaan masyarakat, ujian terbuka Disertasi mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Bambang Sugiri yang berjudul Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Ketrampilan Entrepreneurship Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Rabu (13/9).
Dalam Desertasinya, Bambang menjelaskan kecamatan Bendosari, kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kecamatan yang menjadi target dari PNPM Mandiri Pedesaan dan salah satunya telah dibentuk SPP yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan yang ada di kecamatan tersebut.
"Hasil kegiatan pelatihan ketrampilan entrepreneurship dalam pemberdayaan perempuan bagi pemanfaatan SPP di UPK Bendosari adalah mampu memunculkan inisiatif pemanfaatan, munculnya partisipasi untuk ikut kegiatan, adanya kemampuan mengadopsi hasil pemberdayaan, dan muncul kemampuan leadership," jelasnya.
Faktor-faktor pendukung kegiatan tersebut, menurut Bambang meliputi motivasi yang tinggi untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan harkat martabat keluarga. Dukungan dari pengurus UPK di Kecamatan maupun di Kelurahan. Dukungan permodalan. Adanya dukungan dan kerjasama antara Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan lembaga pemerintahan desa dan lembaga-lembaga lain di tingkat desa/kelurahan.
"Faktor-faktor penghambat meliputi meliputi adanya sikap sebagian masyarakat yang tradisional, masih adanya ketergantungan yang tinggi, masih adanya rasa kurang percaya diri yang tinggi, hubungan sosial yang kurang optimal dan faktor sumber daya manusia,"' ungkapnya. (Sofyan)
Top 5 Popular of The Week
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
Devi Ria Agustina, A.Md., AK.dan Setiawan, S.M., M.Si. saat foto di samping karangan bunga dari Presiden RI, Joko Widodo dan keluarga. ...
-
Salah satu siswa saat berdialog dengan ketua DPRD Kabupaten Wonogiri, Setyo Soekarno Siswa SD Muhammadiyah PK Pracimantoro Workshop di ...
-
Proses casting film Pikulan lan Tali. Pikulan lan Tali, Karya Guru Wonogiri Berhasil Menyabet Juara 3 Festival Film Tingkat Nasion...
-
Beberapa Crew Radio Swara Graha saat foto bersama. Crew Radio Swara Graha Solo Kumpul Lagi Setelah 9 Tahun Berpisah SOLO-majalahlarise...
-
Karawitan SMPN 1 Selogiri saat tampil di acara hajatan pernikahan. Karawitan SMPN 1 Selogiri Banjir Pesanan Untuk Hajatan Warga Wonog...
-
Bintang Iklan Megawati Prabowo tengah foto bersama crew dan artis pendukung, usai melakukan syuting iklan produk krimer di Semarang, Sabtu (...
-
Pemain ketoprak guru saat foto bersama usai pementasan. Ketoprak Guru Meriahkan Puncak HUT ke-22 SMAN 1 Pracimantoro Wonogiri-majalah...
-
Salah satu tayangan video peserta lomba tiktok. Peringati Hari Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda, SMAN 1 Pracimantoro Gelar Lomba Literasi W...
-
Mahasiswa KKN Unisri saat membagikan masker kepada masyarakat. KKN Unisri Lakukan Edukasi Pencegahan Covid-19 Di Desa Ngijo Karanganyar- ma...
Tidak ada komentar: