Warung Makan Pak Sutino Depan Univet Sukoharjo

Print Friendly and PDF

Bu Sutino saat melayani pembeli


Warung Makan Pak Sutino Depan Univet Sukoharjo

Senang Terima Kritikan Demi Kemajuan Usaha


Sukoharjo - Mencapai kesuksesan menjalankan usaha memerlukan proses panjang dan memakan waktu cukup lama. Bahkan tidak sedikit pula merintis usaha dengan susah payah, jatuh bangun dan kekurangan modal usaha. Namun jika usaha itu dijalankan penuh kesabaran, ketekukan serta pantang menyerah niscaya kesuksesan dapat diraih walau harus memakan waktu puluhan tahun.
Begitu pula usaha yang dijalani  Bu Sutino membuka warung makan yang diberi nama warung makan Pak Sutino berada di depan Kampus Univet Sukoharjo. Usaha warung makannya saat ini dibilang sukses. Pencapaian kesuksesan tersebut memerlukan waktu hampir  25 tahun lebih. Suka duka pun dialaminya sejak merintis usaha pada tahun 1985. Bahkan rumah yang juga sebagai tempat berjualan pun dulunya masih berupa rumah bambu (gedhek).
 Saat majalah LARISE menyambagi warung makan tersebut terlihat bu Sutino sibuk melayani  para pembeli yang kebanyakan dari mahasiswa Univet. Para mahasiswa tersebut meluangkan waktunya menikmati masakan dan minuman sambil menunggu waktu jam kuliah dimulai.
“Alhamdulillah usaha ibu sekarang ini bisa dibilang sukses, beraneka macam makanan khas jawa tengah bisa dinikmati disini. Banyak pembelinya sejak 4 tahun terakhir karena banyak mahasiswa yang kuliah di Univet. Tahun-tahun sebelumnya masih sepi dan warungnya pun masih kecil tempatnya. Sekarang sudah bisa menampung para pembeli yang makan disini,” terang bu Sutino menceritakan kondisi usaha miliknya sambil melayani pembeli.
Pada kesempatan itu pula, ia menceritakan awal mula berjualan setiap pagi hanya jualan sayuran dari kebun sendiri antara lain kembang turi, ketela yang hasil keuntungannya digunakan untuk modal berjualan sore hari seperti lotis, cao, es temu lawak dijual seharga Rp. 10,- dengan mendapatkan keuntungan Rp. 25,-.
“Waktu itu anak-anak masih kecil, repot sekali jualan sendiri. Saking repotnya pernah anak pertama saya kesiram air panas. Maklum belum punya orang untuk membantu. Dari keuntungan yang didapat bisa membangun sumur, dan merenovasi warung dari gedhek menjadi tembok tapi masih kecil yang dibantu anak-anak kos dekat warung. Mereka tidak malu walau anak kuliahan membantu saya,” ungkapnya.
Saat disinggung mengenai kiat memajukan usaha, ibu yang ramah ini mengaku dirinya hanya bermodal keuletan dan kegigihan serta dalam keadaan apapun terlebih jika jualannya tidak laku harus bersabar dan hanya pasrah. Selain itu, dirinya senang menerima masukan dan kritikan dari pembeli sebab dengan diberi masukan ini usahanya semakin maju.
“Pernah juga mengalami keterpurukan tapi masih tetap bisa berjualan karena modalnya dari kebun dan beras dari sawah sendiri. Banyak juga yang pembeli itu utang sampai sekarang pun belum dibayar tapi saya diamkan tidak saya tagih,” tuturnya.
Beraneka makanan yang dijajakan di warung tersebut antara lain soto, gado-gado, nasi sayur, nasi rames, oseng-oseng, pecel belut, gudangan, terancam, ayam, nila, lele goreng, jajanan pasar dan lain-lain. (Sofyan)




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top